Find Us On Social Media :

Hujan Turun di Perayaan Tahun Baru Imlek, Benarkah Simbol Keberuntungan?

Hujan ketika perayaan tahun baru Imlek menjadi salah satu momen yang dipercaya membawa keberuntungan di tahun yang baru. Bagaimana kisahnya?

Filosofi Hujan di Tahun Baru Imlek

Dilansir dari laman grid.id, nenek moyang orang Tionghoa kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai petani atau masyarakat agraris.

Sehingga kebanyakan dari masyarakat Tionghoa menggantungkan hidupnya dari hasil bercocok tanamnya.

Tahun Baru Imlek menjadi momentum penanda bahwa musim semi akan segera datang, sehingga perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa juga bentuk menyambut musim semi.

Bagi para petani datangnya musim semi adalah kabar bahagia juga harapan baik untuk para petani yang menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian.

Kenapa para petani menganggap musim semi sebagai musim yang berperan penting dalam kehidupan mereka?

Hal ini disebabkan karena selama musim dingin petani harus menghentikan kegiatan cocok tanamnya karena cuaca yang enggak mendukung aktivitas ekonominya.

Meski kini masyarakat Tionghoa sudah banyak yang enggak memiliki profesi sebagai petani, tradisi perayaan musim semi ini masih tetap dilestarikan.

Hujan yang memiliki unsur air dipercaya oleh masyarakat Tionghoa sebagai simbol rezeki dan keberuntungan.

Air adalah sumber kehidupan sehingga ketika Tahun Baru Imlek dipenuhi dengan air dari langit bisa dilihat sebagai tanda keberuntungan dan rezeki di tahun yang baru.

Namun, semua ini tergantung kepercayaan dan kondisi masing-masing masyarakat, karena hal ini enggak selalu berlaku bagi semua lapisan masyarakatnya, ya, Kids.

Jika hujan dianggap membawa keberuntungan bagi kaum petani, di lain sisi hujan bisa jadi pertanda usaha para pedagang harus bersiap enggak ramai pembeli.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.