Find Us On Social Media :

Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Kuliner dan Risiko Kesehatannya

Globalisasi memengaruhi kuliner tradisional menjadi terlupakan setelah kehadiran jenis makanan baru, seperti junk food dan fast food.

GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah diajak mengenal dampak positif dan dampak negatif globalisasi di bidang sosial budaya masyarakat.

Salah satu bidang sosial dan budaya masyarakat yang sangat terpengaruh dengan perkembangan zaman karena globalisasi adalah kuliner.

Menurut Kamus Belajar Bahasa Indonesia, kuliner adalah segala hal yang berhubungan dengan masak-memasak.

Kuliner adalah salah satu warisan budaya bangsa yang unik dan juga menyimpan banyak filosofi, cerita sejarah, hingga kepercayaan nenek moyang kita.

Globalisasi membawa pengaruh besar di bidang kuliner yaitu pengaruh sajian asing yang mulai menggeser posisi makanan tradisional asli Indonesia.

Makanan tradisional adalah jenis makanan asli yang sudah dikonsumsi dan dibuat secara turun-temurun sejak masa nenek moyang kita.

Tak hanya menyimpan sejarah, makanan tradisional juga menyimpan nilai-nilai kearifan lokal suatu daerah yang biasanya akan disajikan di acara-acara daur kehidupan atau acara syukuran.

Globalisasi membawa berbagai produk makanan produksi luar negeri yang kita kenal sebagai junk food dan fast food yang banyak digemari dan memiliki banyak sekali cabang di seluruh Indonesia.

Jenis makanan yang begitu praktis, relatif aman dan disukai segala usia, harga yang ekonomis menjadi alasan kenapa banyak orang menggandrungi junk food.

Junk food dianggap punya tampilan yang jauh lebih menggugah selera karena warna dan dekorasinya yang menarik perhatian.

Selain itu, media komunikasi yang jadi salah satu cara untuk promosi produk atau makanan junk food juga lebih kreatif dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Terjadinya Globalisasi di Bidang Sosial-Budaya Masyarakat

Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Kuliner

Enggak bisa dipungkiri bahwa globalisasi membawa pengaruh pada gaya hidup atau tren kehidupan masyarakat masa kini.

Kebanyakan orang lebih suka mengonsumsi makanan-makanan yang kekinian atau bahkan berasal dari brand atau produksi luar negeri karena tampak lebih mewah dan menunjukkan kemampuan ekonomi seseorang.

Keberadaan fast food dan junk food banyak disukai dan dijadikan pilihan karena kemudahan dalam pengemasan, penyajian, hingga efisiensi untuk mengonsumsi dari mana pun kamu berada.

Hal ini dimungkinkan terjadi karena kini kebanyakan rumah makan fast food dan junk food menyediakan pilihan untuk pesan antar, hingga kemudahan untuk memesannya via jasa ojek pengantar makanan.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita mulai terbiasa untuk mengonsumsi makanan instan meski ada dampak kesehatan kesehatan jangka yang bisa membahayakan tubuh.

Makanan-makanan yang dijual di kedai makanan fast food dan junk food ini biasanya menggunakan bahan-bahan yang kurang sehat, diproses dengan deep fried, hingga mengandung kolesterol dan gula yang tinggi.

Hal ini berbeda dengan kuliner atau makanan tradisional yang dalam pengolahannya perlu waktu dan dari segi pengemasan biasanya lebih sederhana.

Berbagai bahan yang digunakan dalam proses pembuatan makanan tradisional biasanya berasal dari bahan-bahan asli suatu daerah atau negara dan dikonsumsi sebagai makanan rumahan terlebih dahulu.

Proses pembuatan makanan tradisional biasanya cukup memakan waktu dan punya proses bertahap yang berbeda dengan proses pembuatan makanan cepat saji yang bahannya beku dan bisa diproses dengan cepat.

Meski masyarakat menyadari kebiasaan mengonsumsi jenis makanan ini bisa menimbulkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang, seperti obesitas, jantung, stroke, hingga kanker.

Konsumsi makanan tradisional yang termasuk slow food dianggap kurang menarik bagi generasi muda yang menonjolkan tampilan visual dalam berbagai hal.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.