Find Us On Social Media :

5 Kondisi Politik Masa Penerapan Sistem Demokrasi Liberal di Indonesia

Demokrasi liberal di Indonesia diterapkan pada masa demokrasi parlementer pada 1950-1959.

1. Pergantian Kabinet yang Begitu Cepat

Masa demokrasi liberal di Indonesia memungkinkan berjalannya sistem multi partai sehingga muncul berbagai persaingan dari beda golongan.

Masing-masing partai hanya ingin mendukung kemenangan kelompoknya, hal ini menimbulkan ketidakstabilan politik Indonesia.

Ketidakstabilan politik dibuktikan dengan jatuh bangunnya kabinet pada masa penerapan demokrasi liberal ini di Indonesia.

Berikut adalah beberapa nama kabinet yang berumur pendek pada masa demokrasi liberal di Indonesia, seperti: Kabinet Natsir, Kabinet Sukiman, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali Sastromijoyo I, Kabinet Burhanuddin Harahap, Kabinet Ali Sastroamijoyo II, dan Kabinet Juanda.

2. Hubungan Pusat dan Daerah

Pergantian kabinet yang terjadi dalam relatif singkat menimbulkan rasa ketidakpuasan pada pemerintahan daerah.

Pemerintahan pusat tak sempat memerhatikan nasib daerah yang juga masih dalam proses pembangunan yang belum stabil pasca Indonesia memeroleh kemerdekaan.

Kondisi ketidakpuasan daerah pada pemerintah pusat ini bisa menimbulkan gerakan separatisme atau pemisahan diri.

3. Pemilu pertama kali pada 1955

Pemilihan Umum sudah direncanakan oleh pemerintah namun enggak bisa segera diwujudkan.

Usia kabinet yang relatif berlangsung singkat, membuat segala persiapan-persiapan intensif untuk mewujudkan pemilu terlaksana.