Find Us On Social Media :

Apakah yang Dimaksud dengan Tindakan Cyberbullying? Apa Penyebabnya?

Perilaku cyberbullying pada anak-anak bisa terjadi ketika anak-anak memeroleh akses penggunaan gawai atau ponsel.

GridKids.id - Kids, apakah yang kalian ketahui tentang cyberbullying?

Sebelum membahas tentang pengertian cyberbullying, GridKids akan mengajakmu memahami pengertian dari bullying, nih, Kids.

Menurut Buku Panduan Melawan Bullying yang disusun oleh Komunitas Sudah Dong sebagai bagian dari kampanye stop-Bullying menjelaskan tentang pengertian Bullying.

Bullying atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan penindasan atau perisakan adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang sengaja dilakukan oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain.

Bullying dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Dilansir dari laman resmi UNICEF, cyberbullying atau perundungan dunia maya adalah sebuah bullying yang menggunakan media teknologi digital.

Hal ini bisa terjadi di berbagai media sosial, platform chatting/teks, platform game, dan aplikasi yang ada pada ponsel.

Cyberbullying didefinisikan sebagai sebuah perilaku berulang yang dilakukan agar korbannya merasa takut, marah, dan merasa dipermalukan.

Berbeda dengan bullying yang terjadi secara langsung atau tatap muka, cyberbullying meninggalkan jejak digital yang bisa dijadikan barang bukti untuk menghentikan perilaku yang salah ini.

Baca Juga: 7 Cara Ampuh Mencegah Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah

Kasus Cyberbullying di Indonesia

GridKids berkesempatan mewawancarai Ibu Rita Pranawati, MA, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam liputan khusus via telepon.

Ketika dimintai pendapat tentang kasus cyberbullying di Indonesia, Ibu Rita menyampaikan bahwa penggunaan ponsel adalah salah satu faktor pendorongnya.

"Kasus cyberbullying meningkat seiring penggunaan ponsel pada anak-anak. Tapi, untuk angka kasus tidak semua dilaporkan." jelas Ibu Rita ketika dihubungi via telepon Kamis (14/07/2022) lalu.

Menurut Ibu Rita, kasus-kasus cyberbullying yang tercatat di KPAI merupakan kasus-kasus pidana yang sudah berat atau masuk ke ranah hukum.

Berdasarkan bank data kasus pengaduan anak KPAI 2016-2020, jumlah korban dan pelaku cyberbullying pada anak-anak terus meningkat.

Anak Korban Bullying di Media Sosial 2016-2020 dengan detailnya: 2016 (34 anak), 2017 (55 anak), 2018 (109 anak), 2019 (117 anak), 2020 (46 anak).

Anak Pelaku Bullying di Media Sosial 2016-2020 dengan detailnya: 2016 (56 anak), 2017 (73 anak), 2018 (112 anak), 2019 (106 anak), 2020 (13 anak).

Menurut survei yang dilakukan oleh KPAI di media sosial, lonjakan kasus cyberbullying terus meningkat selama masa pandemi.

Baca Juga: Apa Itu Bullying? Ini Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Hal ini didorong oleh fakta bahwa peningkatan penggunaan ponsel enggak dibarengi dengan edukasi tentang bijak penggunaan gawai dan media sosial pada anak-anak.

Survei tersebut menyebutkan bahwa hampir 79% anak-anak yang menggunakan ponsel enggak diajari atau diedukasi oleh orang tuanya tentang penggunaan dan akses gawai yang tepat guna.

Pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh, Akses Sosial Media

Tak bisa dipungkiri bahwa selama masa pandemi, kegiatan masyarakat dibatasi untuk mengurangi risiko penularan virus COVID-19.

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga membuat kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mendorong anak-anak untuk menggunakan gawai untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

Namun, hal ini di saat bersamaan juga berdampak pada penggunaan gawai untuk hal-hal di luar kegiatan belajar, misalnya bermedia sosial.

Enggak adanya aturan penggunaan yang tegas untuk anak-anak, ditambah pengawasan orang tua yang enggak bisa maksimal karena harus bekerja atau mengurus rumah, membuat enggak ada batasan yang jelas.

Konten-konten yang tersedia di media sosial enggak semuanya cocok dan pantas diakses anak-anak.

Baca Juga: Hal yang Harus Dilakukan untuk Lindungi Anak dari Bullying dan Kekerasan, Materi Keluarga Indonesia TVRI

Hal ini juga yang menyebabkan anak-anak riskan mengalami cyberbullying karena berada di platform yang belum terlalu cocok untuk diakses untuk bersosialisasi.

Ibu Rita juga menambahkan bahwa anak-anak masih belum sepenuhnya matang secara mental untuk merespon perilaku bullying yang bisa diterimanya di media sosial

"Anak-anak ini banyak yang belum paham dengan apa yang mereka rasakan atau alami, masih ada jeda untuk meresponnya", terang Bu Rita lagi.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.