Find Us On Social Media :

Sejarah Popcorn, Camilan Wajib Teman Menonton Film di Bioskop

Popcorn atau berondong jagung identik sebagai sajian camilan teman menonton film di bioskop.

GridKids.id - Kids, kamu pasti sering menghubungkan popcorn dengan kegiatan nonton film di bioskop.

Panganan atau camilan ini memang identik dengan bangunan tempat orang menonton pemutaran film favoritnya.

Namun, tahu enggak kamu kalau panganan ini sudah dikenal sejak lama?

Sumber sejarah menyebut bahwa panganan ini bahkan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Popcorn yang terbuat dari jagung flint dibuat dengan menggunakan teknin popping yang sudah digunakan zaman dulu kala.

Teknik popping merupakan teknik letupan untuk membuat snack dari biji jagung yang memiliki tekstur keras seperti kaca.

Jenis jagung flint akan meletup ketika dipanaskan, sekaligus mengeluarkan aroma harum khas berondong jagung yang berasal dari endoperma di dalam bijinya.

Popcorn awalnya disebut sebagai bagian dari sajian pesta Thanksgiving pertama yang diselenggarakan di Plymouth Colony pada paruh pertama abad 17.

Lalu, seperti apa sih sejarahnya popcorn jadi panganan yang identik sebagai teman nonton film? Simak uraian lengkapnya di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Camilan Wajib Nonton Film, Ketahui Manfaat dan Dampak Mengonsumsi Popcorn untuk Kesehatan

Berawal sebagai Camilan Keluarga

Popcorn enggak langsung dijual di Bioskop, perlu proses panjang hingga panganan itu menjadi ikon bioskop seperti saat ini.

Awalnya popcorn banyak dikonsumsi sebagai camilan keluarga ketika larut malam sambil menikmati api unggun atau dinikmati ketika piknik bersama.

Hingga akhirnya seorang pengusaha asal Chicago, Charles Cretors, menciptakan mesin pembuat popcorn untuk pertama kalinya. Mesin pembuat popcorn yang dibuat Cretors dijalankan dengan bantuan tenaga uap sehingga popcorn bisa meletup otomatis.

Uap yang menjalankan mesin itu memastikan semua biji jagung dipanaskan merata, setelah jadi barulah berondong jagung diberi tambahan bumbu sesuai selera pembelinya.

Awalnya popcorn banyak dijual di pusat keramaian seperti di depan lokasi atraksi sirkus hingga pameran. Hingga paruh kedua abad ke-19, satu-satunya tempat yang belum tersentuh penjual popcorn kala itu adalah gedung bioskop.

Pihak bioskop awalnya kurang berkenan untuk menyediakan tempat untuk kedai popcorn di dalam gedungnya, karena khawatir bahwa selama proses pembuatannya nanti ada risiko menodai karpet dan permadani yang terpasang di dalamnya.

Seiring waktu keraguan itu pudar juga, setelah popcorn yang dijual di luar bioskop mulai sering dibawa masuk oleh para penonton bioskop yang membeli tiket pemutaran film di gedung-gedung bioskop yang megah.

Ketika masa depresi besar pada 1930-an, popcorn bahkan menjadi andalan untuk menghidupkan bioskop dan menjauhkannya dari kebangkrutan.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.