GridKids.id - Perkembangan terbaru tentang COVID-19 dunia menunjukkan kemunculan kasus positif baru yang disebabkan oleh adanya varian virus yang terekombinasi yaitu varian Delta dan Omicron yang dikenal dengan Deltacron di beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Dilansir dari kompas.com, menurut data dari GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data) menyatakan bahwa deltacron sudah teridentifikasi di Belanda, Denmark, Inggris, dan Perancis.
Data GISAID menyebutkan sudah ditemukan 30 kasus varian Deltacron yang teridentifikasi pada masyarakat.
Melihat fakta di lapangan para peneliti menghimbau masyarakat enggak panik dan tetap memantau perkembangan varian terbaru ini.
Kali ini kamu akan diajak untuk mengetahui beberapa fakta tentang varian deltacron, di antaranya:
1. Punya Kemiripan dengan Omicron
Sebetulnya deltacron pernah muncul pada awal 2022, namun kabar tentang kemunculan rekombinasi virus ini enggak teridentifikasi dan disebut-sebut selama beberapa waktu.
Pada awal 2022 hingga pertengahan bulan lalu Indonesia sedang terfokus untuk menghadapi puncak gelombang Omicron dan kasus harian yang melambung tinggi.
Menurut Bapak Tonang Dwi Ardyanto, seorang ahli patologis klinis dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (RS UNS) menyebutkan bahwa mutasi Omicron membuat subvariannya memiliki mutasi yang sama, sama halnya dengan subvarian Deltacron.
Baca Juga: Tengah Jadi Pembahasan Dunia, COVID-19 Varian Deltacron Terdeteksi di Sejumlah Negara
Protein S pada subvarian deltacron bersifat sangat mirip dengan varian Omicron.
Hal ini membuat tubuh mengenali paparan Deltacron sebagai varian Omicron yang mudah menyebar dengan gejala enggak terlalu signifikan.
2. Kasus Deltacron jarang terjadi
Meski sudah ditemukan di beberapa negara, kasus positif karena varian Deltacron masih jarang ditemukan.
Beberapa ahli menduga kasus rekombinasi Deltacron enggak menimbulkan gejala atau dampak yang signifikan.
Peneliti mengungkap bahwa masyarakat enggak perlu khawatir dengan kemunculan varian Deltacron.
Varian ini masih jarang terjadi, sehingga sebenarnya Deltacron belum bisa disebut sebagai varian.
Karena kasus penularan yang disebutkan virus bisa disebut sebagai varian jika kasus yang ditimbulkan cukup besar dan spesifik.
Sedangkan hingga saat ini menurut data yang tercatat kasus positif yang disebabkan oleh Deltacron belum memenuhi ketentuan itu.
Baca Juga: WHO Mengonfirmasi Adanya Temuan COVID-19 Varian Deltacron, Begini Penjelasannya
3. Tak berpotensi menimbulkan gelombang
Meski sudah terkonfirmasi di beberapa negara namun WHO belum mencatat adanya perubahan yang signifikan terkait persebaran virus COVID-19.
Tingkat keparahan pasien COVID-19 masih didominasi oleh varian Omicron yang masih ditemukan di tengah masyarakat.
Terkait Deltacron, Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyebut bahwa tingkat pertumbuhan varian baru ini enggak menunjukkan indikasi mengkhawatirkan.
Namun, WHO mengatakan akan tetap melakukan tracking dan mengkaji lebih lanjut tentang varian Deltacron ini.
4. Belum ditemukan di Indonesia
Dilansir dari kompas.com, Kabid Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Bapak Alexander Ginting menyatakan bahwa varian Deltacron belum ditemukan di Indonesia.
Sebagai respon dari kabar tentang ditemukannya varian Deltacron beberapa negara, masyarakat tetap diminta untuk waspada dan jangan panik.
Tetap memantau perkembangan terbaru sambil menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.