Find Us On Social Media :

Sejarah Lontong Cap Go Meh, Sajian Hasil Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa

Sepiring sajian lontong cap go meh.

Dilansir dari kompas.com, menurut Agni Malagina seorang pemerhati budaya China, sajian lontong cap go meh ditemukan di kawasan pesisir Laut Jawa.

Sajian ini enggak ditemukan di daerah-daerah peranakan Tionghoa seperti di Singkawang, Palembang, dan Bangka Belitung.

Hal itu disebut karena akulturasi budaya di tiga daerah itu baru terjadi pada sekitar abad ke-19 karena ada dorongan untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja perkebunan dan tambang.

Interaksi budaya di tiga kawasan itu disebut enggak sedekat dan sedalam yang terjadi di Pulau Jawa, itulah yang membuat sajian lontong cap go meh bisa lahir dan berkembang di pulau Jawa tapi enggak berlaku sama di pulau Sumatera.

Perkembangan yang terjadi dan dimulai di kawasan pesisir Jawa didorong oleh akses transportasi jalur laut yang mendukung interaksi terjadi di kawasan itu.

Para imigran Tionghoa yang datang dan tinggal di kawasan pesisir Laut Jawa lalu mengadopsi kebudayaan setempat dan melihat adanya tradisi ketupat lebaran yang dinikmati bersama opor ayam.

Budaya lontong dikenal identik dengan budaya masyarakat muslim Nusantara, sedangkan di daerah Lasem, Jawa Tengah, dikenal pula lontong berbentuk segitiga.

Bentuknya disebut enggak jauh berbeda dengan lontong China peranakan, sehingga ada indikasi saling bertukar budaya dan mengadaptasi resep satu sama lain.

Sajian lontong cap go meh harus memenuhi beberapa komponen seperti lontong, opor ayam, sambal goreng ati, dan kerupuk udang.

Baca Juga: Sejarah Jiaozi, Sajian Dumpling Khas Perayaan Tahun Baru Imlek

 

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.