Find Us On Social Media :

Sejarah Macaroni Schotel, Sajian Elit Warisan Budaya Kolonial Hindia Belanda

Potret nyonya-nyonya Belanda dan para pembantu pribumi.

GridKids.id - Budaya kuliner biasanya berasal dari percampuran kebudayaan setempat dan kebudayaan pendatang. Budaya kuliner yang berkembang dan dilestarikan di Indonesia pun sama.

Seperti yang sudah diketahui, Indonesia pernah menjadi jajahan Belanda dan memeroleh kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Banyak aspek pengaruh kebudayaan yang ditinggalkan dan menjadi bagian dari kebudayaan di Indonesia hingga saat ini, salah satunya adalah kuliner.

Salah satu kuliner yang berasal dari kebudayaan Eropa dan dibawa oleh orang Belanda adalah macaroni schotel.

Sajian macaroni panggang ini banyak digemari karena rasanya yang lezat dan mengenyangkan.

Macaroni schotel terbuat dari makaroni, daging asap, kornet atau daging cincang, keju cheddar, susu cair, bawang bombay, bawang putih, mentega, telur, biji pala, lada, garam, dan gula.

Nama schotel berasal dari kosa kata bahasa Belanda yang berarti hidangan.

Inilah mengapa nama macaroni schotel harus ditulis sebagai satu kesatuan yang berarti sajian makaroni (sejenis pasta).

Yuk, cari tahu sejarah dari sajian ini dalam uraian berikut.

Baca Juga: Asal Muasal Lasagna, Sajian Pasta yang Kaya Rasa dari Italia

Sejarah Makaroni Schotel

Macaroni schotel adalah salah satu makanan yang dibawa oleh orang Belanda ke kawasan jajahan Hindia Belanda.

Ketika itu, ibu-ibu rumah tangga Belanda biasa membuat sajian ini dalam sebuah pinggan atau wadah tahan panas untuk memanggangnya.

Dilansir dari kompas.com, sajian ini dibawa pada pertengahan abad ke-19 dan biasa ditemukan di buku-buku resep masak yang bebas beredar pada masa itu.

Awalnya sajian ini biasa disebut dengan macaroni casserole, yang kemudian oleh orang Indonesia disebut dengan macaroni schotel yang mengacu pada nama pinggan yang digunakan untuk memanggangnya.

Sajian ini awalnya bukan asli berasal dari Belanda tapi merupakan sajian yang banyak dikonsumsi dan dibuat di Eropa Utara seperti Swedia dan Finlandia.

Makanan ini lalu menyebar hingga ke Eropa Barat, salah satunya hingga di negeri Belanda.

Sajian ini lalu diperkenalkan kepada masyarakat pribumi Hindia Belanda di negeri jajahan Belanda kala itu.

Awalnya sajian ini enggak terjangkau oleh semua golongan masyarakat, bahan makanan dan alat-alat membuatnya cukup mahal dan enggak bisa dijangkau oleh rakyat kecil.

Baca Juga: Kaya Karbohidrat, Manakah yang Lebih Sehat antara Nasi, Mie, Pasta, dan Roti?

Penggunaan pasta yang terbuat dari gandum juga belum familiar di lidah atau pengetahuan masyarakat kala itu.

Hal inilah yang membuat sajian macaroni schotel sebagai sajian mewah yang hanya dikonsumsi kalangan elite.

Jikapun ada orang pribumi yang bisa membuatnya, orang tersebut pasti merupakan kalangan elite pribumi yang bukan orang sembarangan.

Perkembangan sajian macaroni schotel

Seiring perkembangan zaman, resep ini diturun-temurunkan sebagai salah satu sajian warisan kebudayaan kolonial.

Macaroni schotel mulai banyak dimasak dan disajikan oleh rumah tangga kalangan elit pribumi kala itu.

Biasanya sajian ini diperuntukan sebagai hidangan istimewa di lingkungan keluarga kalangan menengah ke atas.

Pasca kemerdekaan Indonesia, sajian ini semakin umum dibuat dan dikonsumsi pada momen-momen tertentu misalnya acara pesta.

Ketika itu makanan ini bisa menunjukkan gengsi atau status sosial yang tinggi di kalangan masyarakat pribumi.

Baca Juga: Sejarah Pho, Sajian Mi Khas Vietnam Warisan Masa Kolonialisme Perancis

Hal ini mengingat enggak semua orang punya akses untuk membeli berbagai bahan-bahan mewah yang digunakan untuk membuat sajian ini, seperti keju, daging cincang, susu, makaroni, dan lain sebagainya.

Nah, Kids, itulah uraian sejarah singkat dari sajian macaroni schotel yang merupakan kuliner yang dibawa oleh bangsa Belanda ke negara kita. 

Hingga hari ini sajian macaroni schotel masih banyak dibuat dan digemari oleh banyak orang karena rasanya yang lezat, tekturnya yang lembut, dan bahan dasarnya yang terbuat dari gandum dan cukup mengenyangkan.

Baca Juga: Resep Membuat Kroket Lezat, Camilan Tradisional yang Sudah Ada dari Zaman Belanda

 

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.