Find Us On Social Media :

Sejarah Macaroni Schotel, Sajian Elit Warisan Budaya Kolonial Hindia Belanda

Potret nyonya-nyonya Belanda dan para pembantu pribumi.

Macaroni schotel adalah salah satu makanan yang dibawa oleh orang Belanda ke kawasan jajahan Hindia Belanda.

Ketika itu, ibu-ibu rumah tangga Belanda biasa membuat sajian ini dalam sebuah pinggan atau wadah tahan panas untuk memanggangnya.

Dilansir dari kompas.com, sajian ini dibawa pada pertengahan abad ke-19 dan biasa ditemukan di buku-buku resep masak yang bebas beredar pada masa itu.

Awalnya sajian ini biasa disebut dengan macaroni casserole, yang kemudian oleh orang Indonesia disebut dengan macaroni schotel yang mengacu pada nama pinggan yang digunakan untuk memanggangnya.

Sajian ini awalnya bukan asli berasal dari Belanda tapi merupakan sajian yang banyak dikonsumsi dan dibuat di Eropa Utara seperti Swedia dan Finlandia.

Makanan ini lalu menyebar hingga ke Eropa Barat, salah satunya hingga di negeri Belanda.

Sajian ini lalu diperkenalkan kepada masyarakat pribumi Hindia Belanda di negeri jajahan Belanda kala itu.

Awalnya sajian ini enggak terjangkau oleh semua golongan masyarakat, bahan makanan dan alat-alat membuatnya cukup mahal dan enggak bisa dijangkau oleh rakyat kecil.

Baca Juga: Kaya Karbohidrat, Manakah yang Lebih Sehat antara Nasi, Mie, Pasta, dan Roti?

Penggunaan pasta yang terbuat dari gandum juga belum familiar di lidah atau pengetahuan masyarakat kala itu.

Hal inilah yang membuat sajian macaroni schotel sebagai sajian mewah yang hanya dikonsumsi kalangan elite.

Jikapun ada orang pribumi yang bisa membuatnya, orang tersebut pasti merupakan kalangan elite pribumi yang bukan orang sembarangan.