Find Us On Social Media :

Fenomena Gunung Semeru Merupakan Erupsi Sekunder, Apa Artinya?

Letusan Gunung Semeru (Sabtu, 4/12.2021) merupakan erupsi sekunder.

GridKids.id - Letusan Gunung Semeru (Sabtu, 4 Desember 2021) tak menjadikan status aktivitas gunung melonjak.

Ahli Kebencanaan UPN Veteran Yogyakarta, Bapak Eko Teguh Slamet mengatakan bahwa fenomena Gunung Semeru merupakan erupsi sekunder.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, menyatatakan statusnya tetap di Level II atau Waspada.

Baca Juga: Letusan Gunung Berapi, Gejala Vulkanisme: Pravulkanisme & Pascavulkanisme

Status ini hanya satu tingkat di atas normal dan masih di bawah status tiga gunung api lainnya saat ini, di antaranya: Merapi, Sinabung dan Ile Lewotolok.
 
Setiap gunung berapi memiliki kecenderungan yang berbeda ketika mengalami erupsi atau meletus.

Erupsi sekunder bisa disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi pada hari sebelumnya atau di hari yang sama saat gunung tersebut meletus.

Fenomena Gunung Semeru Merupakan Erupsi Sekunder
 

 
Terdapat data sementara berdasarkan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu, 4 Desember 2021.
 
Terjadi fenomenan awan panas guguran Gunung Semeru yang telah berdampak di enam desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang.
 
Selain itu, sebaran abu vulkanik telah berdampak di 11 desa/kelurahan di 9 kecamatan.
 
Seperti yang sudah disampaikan, erupsi sekunder dapat disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi pada hari sebelumnya atau di hari yang sama saat gunung meletus.

Ketika memasuki musim penghujan atau satu hingga dua tahun sebelumnya sudah pernah terjadi erupsi, dapat terjadi kemungkinan terburuk erupsi sekunder seperti yang kemarin terjadi. 

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini Hal-hal yang Harus Dilakukan dan Ketahui Bahayanya

Erupsi Gunung Semeru

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang disiarkan di laman resmi PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Minggu (5/12/2021), peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga menghadirkan potensi bahaya lain.

Di antaranya seperti lontaran batuan pijar di sekitar puncak, awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1 dan 4 Desember, menurut PVMBG, merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder).

Dari hasil analisis data kegempaan, fenomena ini enggak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.

Baca Juga: Badan Geologi Kementerian ESDM: Erupsi Semeru Dipicu Ketidakstabilan Endapan

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.