Find Us On Social Media :

Profil Raheem Sterling, Besar di Liverpool dan Panen Trofi di Manchester City

Profil Raheem Sterling, yang dibesarkan Liverpool lalu meraih banyak trofi di Manchester City.

GridKids.id - Profil Raheem Sterling dikenal pemain yang tak asing dengan momen-momen istimewa sepanjang karirnya. Ia merupakan pemain yang terkenal dengan kemampuan untuk menggiring bola.

Sterling lahir pada tanggal 8 Desember 1994 di Jamaica, lalu pindah ke Inggris. Sterling pun menunjukkan kemampuannya untuk mengolah bola dari umur yang muda, sehingga ia ikut serta ke dalam tim junior bernama Alpha & Omega.

Setelah beberapa saat di Alpha & Omega, Sterling pun mengikuti Akademi Queens Park Rangers. Saat mengikuti akademinya Queens Park, kemampuan dan performa Sterling membuat namanya dilirik klub-klub Premier League yang bertujuan untuk merekrutnya.

Baca Juga: Steven Gerrard ke Aston Villa, Akankah Rencana Mulus Sebelum Melatih Liverpool?

Awal karir di Liverpool

Sterling berada di akademi Queens Park dari tahun 2003-2010, di mana ia dikenal sebagai pemain yang lincah dan mempunyai skill di atas rata-rata. Karena reputasi Sterling semakin terkenal, Liverpool membeli Sterling dari QPR dan langsung memasukkan Sterling dalam program junior mereka.

Di akademi Liverpool, Sterling semakin berkembang pesat, dan manajer Liverpool saat itu, Kenny Dalglish juga mulai melirik Sterling untuk dipromosikan ke dalam skuad utama. Perlahan-lahan Sterling mulai dibawa sebagai pemain skuad dalam pertandingan walaupun tidak dimainkan.

Pada tanggal 24 Maret 2012, Raheem Sterling masuk sebagai pemain pengganti, dan ia pun melakukan debut profesionalnya sebagai pemain bola melawan Wigan Athletic. Sterling memang tidak berkontribusi terlalu banyak, tetapi ini merupakan awalan yang bagus untuk karirnya.

Beberapa bulan setelahnya, tepatnya 20 Oktober 2012, Sterling mencetak gol pertamanya untuk Liverpool melawan Reading, dengan tendangan dari luar kotak penalti. Liverpool memenangkan pertandingan itu 1-0. Sterling pun menjadi pemain termuda Liverpool setelah Michael Owen untuk mencetak gol bagi Liverpool.

Baca Juga: Profil Fernando Torres, Striker Maut yang Pernah Berjaya di Liverpool

Bersinar di Liverpool

Tahun 2012 sampai dengan 2013 bisa dibilang sebagai tahun-tahun Sterling mulai sering dimainkan sebagai pemain starter. Manajer Brendan Rodgers pun juga senang dengan perkembangan Sterling di Liverpool dan Sterling pun juga mulai mencatatkan namanya ke dalam papan skor bagi Liverpool.

Musim 2013-2014 adalah musim terbaik Sterling di Liverpool, saat ia mencatatkan total 9 gol dan juga 5 assist sepanjang musim. Pada akhir musim Sterling dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Liverpool berkat performa mengesankannya.

Musim berikutnya performa Sterling kurang konsisten, dengan kepergian Luis Suarez dari Liverpool ke Barcelona dan cideranya Daniel Sturridge, dua pemain terbaik Liverpool bersama Steven Gerrard di musim sebelumnya, beban untuk mencetak gol pun jatuh ke pundak Sterling.

Di umurnya yang masih muda dengan beban sebesar itu, Sterling tetap mencatatkan 7 gol dan 7 assist, tetapi Liverpool hanya berhasil menempati posisi klasemen ke-6 pada akhir musim.

Di musim ini juga Sterling dan Liverpool mempermasalahkan situasi kontrak Sterling, sebab Liverpool sudah menawarkan gaji yang besar bagi Sterling, tetapi Sterling masih tidak yakin dengan kondisi Liverpool saat itu untuk masa depan karirnya.

Pindah ke Manchester City

Dengan kepergian Steven Gerrard di musim ini, Sterling pun semakin ragu dengan situasinya di Liverpool hingga lalu awal musim berikutnya Liverpool menerima tawaran transfer Manchester City untuk Sterling sebesar 50 juta Euro.

Biaya transfer Sterling saat itu merupakan biaya transfer termahal untuk seorang pemain kebangsaan Inggris sehingga beban di pundak Raheem Sterling pun bertambah, tetapi Sterling merasa yakin dengan prospek masa depannya di Manchester City.

Sterling melakukan debutnya untuk City pada tanggal 10 Agustus 2015, dan mencetak gol pertamanya kurang lebih 2 minggu setelahnya melawan Watford.

Baca Juga: Usai Mengalahkan Chelsea, Manchester City Fokus Pada 2 Big Match Berikutnya Ini

Musim pertama Sterling di Man City berakhir dengan torehan 6 gol dan 2 assist, dan Manchester City pun menempati peringkat ke-4. City berhasil menjuarai piala liga di final dengan mengalahkan Liverpool, klub lamanya Sterling, lewat babak adu penalti.

Manajer Pellegrini pun diganti oleh Pep Guardiola, seorang sosok hebat di dunia sepak bola. Dan Manchester City pun mulai bermain dengan khasnya Pep Guardiola, yaitu Tiki-Taka.

Sterling pun sepertinya menyukai gaya permainan ini dan mengakhiri musim 2016-17 dengan torehan 7 gol dan 6 assist. Pep Guardiola pun merombak skuadnya untuk musim berikutnya, 2017-18.

Puncak performa di City

Musim 2017-18 pun dimulai, dan Manchester City besutan Guardiola seperti tak bisa dibendung, mereka seperti tim yang tidak bisa dihentikan sama sekali. Raheem Sterling pun juga menjadi pemain inti dalam komposisi skuad Manchester City musim ini bersama dengan De Bruyne dan Aguero.

Manchester City berhasil memenangi Premier League dengan jarak 19 poin di depan tim posisi ke-2, yaitu Manchester United, dan mereka juga menjuarai Carabao Cup dengan skor 3-0 melawan Arsenal di final. Sterling mengakhir musim ini dengan catatan 18 gol dan 11 assist, catatan terbaiknya sejauh ini di karir profesionalnya.

Musim berikutnya, yaitu 2018-2019, menjadi musim yang lebih baik lagi dari musim sebelumnya. Manchester City menjuarai 4 trofi dalam satu musim, dan memenangi Domestic Treble, yang artinya menjuarai 3 kompetisi utama di negara sendiri, yaitu Premier League, Carabao Cup, dan juga FA Cup.

Baca Juga: Profil Ole Gunnar Solskjaer, Sang Supersub dan Jalan Terjalnya Sebagai Pelatih Manchester United

Di Premier League, City bersaing dengan ketat melawan Liverpool. Pada akhir musim City memperoleh 98 Poin dari 38 pertandingan, dan Liverpool memperoleh 97. Raheem Sterling mencetak 2 gol di final FA Cup melawan Watford, saat City memenangi final tersebut 6-0.

Raheem Sterling pun semakin menjadi pemain favorit Guardiola bersama De Bruyne, City hanya berhasil menjuarai Carabao cup di musim 2019-2020 melawan Aston Villa. City finish di posisi ke-2 pada akhir musim, 18 poin dibelakang Liverpool yang membalaskan dendam mereka.

City pun gagal mempertahan gelar mereka di FA Cup, sebab mereka kalah 2-0 dari Arsenal di semifinal. Musim ini Raheem Sterling mencatatkan jumlah 20 gol di Liga, yang membuat ini sebagai musim paling produktifnya di depan gawang bagi The Citizens.

Masa sulit di City

Reputasi Sterling sebagai favorit Guardiola memudar di musim berikutnya, sebab Riyadh Mahrez dan Phil Foden merebut posisinya di starting lineup Citizens, oleh karena itu ia hanya mencatatkan 10 gol dari 31 pertandingan di Liga di mana City merebut kembali gelar Premier League dari Liverpool dan menjuarai Carabao Cup untuk 4 musim beruntun.

Saat ini Sterling sedang dalam masa-masa sulitnya dibawah kepemimpinan Guardiola, sehingga ia lebih sering dicadangkan untuk Jack Grealish yang baru dibeli, dan juga Phil Foden yang semakin berkembang.

Walaupun ia sedang dalam masa-masa sulit, Sterling tetaplah pemain yang mempunyai skill yang berkualitas. Penampilannya di EURO 2021 membuktikan itu karena Inggris berhasil mencapai final.

Baca Juga: David de Gea Kecewa Usai Man United Dipermalukan Oleh Rivalnya Manchester City

Kemampuan menggiring bola Sterling pun juga bisa dibilang masih sangat berbahaya, apalagi ketika ia mencapai kotak penalti lawan, di mana pergerakan kakinya yang cepat bisa menipu bek lawan dan menjegalnya, yang bisa menghasilkan penalti bagi Man City jika mereka butuh gol.

Sterling bukanlah tipe pemain yang mudah dipancing amarahnya, sebab sejak dia pindah dari Liverpool, ia sering dikritik sebagai pemain yang egois dan serakah. Tetapi Sterling hanya fokus pada satu tujuan, yaitu memikirkan masa depannya sebagai pemain bola, dan membantu Manchester City menjuarai banyak piala lainnya, terutama Champions League.