GridKids.id - Kids, tahukah kamu bahwa proses terjadinya hujan di tempat yang dekat dengan pantai berbeda dengan hujan yang terjadi di daerah pegunungan?
Hujan adalah bentukan awan yang terus naik, dan menjadi uap air yang disimpan dalam awan, lalu awan yang semakin berat berisi uap air akan turun menjadi hujan.
Hujan yang turun ke bumi memiliki manfaat yang besar untuk kehidupan di bumi, khususnya untuk pertanian dan ketersediaan air di daratan.
Wilayah yang memiliki curah hujan yang sama dalam suatu peta ditunjukkan dengan adanya garis isohyet.
Baca Juga: Kenapa Banyak Orang yang Suka Mencium Bau Hujan? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Selanjutnya akan dijelaskan tentang pembagian hujan berdasar proses terjadinya.
Yuk, simak penjelasan lengkap tentang prosesnya bawah ini!
1. Hujan Orografis (Hujan Relief)
Hujan orografis biasanya terjadi di kawasan pegunungan atau daerah perbukitan.
Hujan ini terjadi karena adanya penguapan di daerah lautan, sehingga udara lautan menghangat karena mengandung banyak uap air.
Udara itu lalu bergerak ke kawasan pegunungan lalu mengalami pendinginan dan mengembun menjadi awan.
Embun-embun itu lalu menjadi titik-titik air yang jatuh sebagai hujan di kawasan pegunungan.
Baca Juga: Bagaimana Proses dan Terjadinya Hujan? Ini Dia Penjelasannya
Hujan orografis yang jatuh di lereng gunung tempat datangnya angin, yang disebut dengan daerah hujan.
Bagian lereng yang enggak mendapatkan hujan disebut dengan daerah bayangan hujan.
2. Hujan Konveksi (Hujan Zenith)
Hujan ini biasa terjadi di kawasan yang berada pada 23,5O LU atau LS.
Hujan konveksi terjadi karena adanya pemanasan udara di atas daratan akibat adanya proses konduksi.
Karena proses pemanasan itu, udara akan mengambang dan mengapung naik ke atas.
Udara yang hangat dan naik ke atas bersuhu lebih tinggi daripada udara lain yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Picu Tingginya Curah Hujan, Apa Penyebab dan Dampak dari La Nina? #AkuBacaAkuTahu
Pada ketinggian tertentu, suhu udara akan berkurang lalu terjadilah pengembunan yang akan menghasilkan titik air dan es yang akan jatuh menjadi hujan.
Hujan ini biasanya hanya berlangsung sesaat dan biasanya ketika hujan ini berlangsung sinar matahari masih terlihat dan dibarengi dengan adanya guntur.
3. Hujan Konvergen (Hujan Frontal)
Hujan ini biasanya terjadi di daerah yang memiliki iklim tropis, dan disebabkan karena adanya pertemuan udara panas dengan udara yang sejuk.
Udara panas memiliki masa yang lebih ringan akan naik ke atas udara yang lebih sejuk.
Udara yang panas mengandung uap air dan pergesekannya dengan udara yang sejuk akan menyebabkan terjadinya pengembunan.
Pada ketinggian tertentu, embun-embun yang terbentuk akan membentuk hujan yang sangat lebar disertai guntur dan angin kencang.
Baca Juga: Kenapa Kalau Turun Hujan Rasanya Perut Jadi Mudah Lapar? #AkuBacaAkuTahu
4. Hujan Asam
Hujan asam enggak terjadi karena adanya faktor alam.
Hujan ini terjadi karena adanya kandungan zat tercemar yang menyebabkan hujan ini menjadi menghasilkan air hujan yang kotor.
Selain itu, air hujan asam juga bersifat asam dan bisa menyebabkan korosi pada besi.
Keasaman yang terkandung dalam air asam disebabkan karena adanya kandungan ion hidrogen (H+) bebas pada air hujan.
Tingginya kandungan ion hidrogen bebas ini disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar minyak dan batubara yang biasanya dijadikan bahan bakar kendaraan atau mesin pabrik.
Nah, Kids, itulah empat jenis hujan berdasar proses terjadinya.
Baca Juga: Jarang Disadari, Ternyata Ini 5 Faktor Penyebab Mengantuk saat Turun Hujan
Hujan orografis, Hujan Konveksi, dan hujan konvergen terjadi karena proses alamiah dan faktor alam yang ada di sekitar tempat hujan turun.
Sedangkan, hujan asam terjadi karena didorong aktivitas manusia yang menggunakan berbagai zat atau bahan bakar minyak dan batubara untuk bahan bakar kendaraan atau industri.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.