GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah belajar tentang perkembangan dan peninggalan kebudayaan masa pengaruh Islam di nusantara, ya.
Kali ini kamu akan diajak untuk mencermati tentang bagaimana proses agama dan kebudayaan Islam di bawa masuk ke nusantara.
Menurut catatan sejarah, Islam pertama kali masuk ke wilayah nusantara pada abad ke-7 atau sekitaran tahun 700 M.
Ada berbagai teori yang menyebutkan sejarah awal Islam bisa masuk ke nusantara hingga akhirnya bisa menjadi agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat ketika itu dan bahkan sampai hari ini.
Baca Juga: Peninggalan Kebudayaan Islam yang Masih ada Hingga Kini
Teori-teori ini juga dilengkapi dengan banyak bukti-bukti sejarah yang mendukung teori tersebut.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang teori-teori tentang masuknya Islam ke nusantara. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Teori India (Gujarat)
Pencetus teori ini adalah GWJ. Drewes yang lalu dikembangkan oleh Snouck Hurgronje.
Teori ini juga diyakini oleh salah satu sejarawan Indonesia yaitu Sucipto Wirjosuprapto yang meyakini bahwa awal mula Islam masuk Indonesia adalah melalui India atau Gujarat.
Teori ini menyebut bahwa Islam dibawa oleh para pedagang India yang muslim dari Gujarat yang berdagang di nusantara pada abad ke-13.
Interaksi yang terjadi antara para saudagar atau pedagang dari Gujarat dengan orang-orang di wilayah barat Indonesia itu kemudian melahirkan sebuah kerajaan Islam pertama di nusantara yaitu Samudera Pasai.
Baca Juga: 6 Masjid Tertua di Indonesia yang Sudah Sejak Ratusan Tahun, Masih Berdiri Kokoh Hingga Sekarang
Beberapa bukti yang memperkuat teori ini antara lain adanya makan Malik As-Saleh, yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudera Pasai.
Bentuk makam Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu nisan yang ditemukan di Gujarat. Hal serupa juga ditemukan pada makam wali songo pertama yaitu Maulana Malik Ibrahim.
2. Teori Arab (Mekah)
Teori ini didukung olej J.C. Van Leur dan Buya Hamka. Teori ini menyebutkan bahwa Islam dibawa masuk nusantara langsung dari Arab (Mekah) ketika masa kekhalifahan.
Dalam buku Buya Hamka yang diterbitkan pada 1997, Buya Hamka mencoba menjelaskan bukti-bukti Islam masuk Indonesia yang berasal dari naskah Cina kuno yang menyebut bahwa sekelompok orang Arab bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada sekitar 625 Masehi.
Kawasan tersebut pada saat itu adalah wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya yang di sana juga ditemukan batu nisan bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada 672 M.
Selain Buya Hamka, teori Arab juga didukung oleh TW. Arnold yang menyatakan bahwa ketika itu Bangsa Arab adalah pihak yang dominan dalam perdagangan di wilayah nusantara.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia dan Sejarah Singkatnya
Sebab itulah banyak pernikahan yang terjadi antara para pedagang Arab itu dengan warga pribumi setempat.
Dari situ seiring waktu mulailah dilakukan dakwah agama di berbagai wilayah di nusantara.
3. Teori Persia (Iran)
Teori ini didukung oleh Husen Djajadiningrat dan Umar Amir Husen.
Teori ini berpendapat bahwa teori Persia selaras dengan masuknya Islam ke nusantara.
Husen Djajadiningrat melihat bahwa corak kebudayaan Islam nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam yang berkembang di Persia.
Kesamaan itu misalnya dari keberadaan kaligrafi-kaligrafi yang terdapat pada nisan atau makam Islam yang ditemukan di nusantara.
Baca Juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Nusantara pada Masa Pengaruh Islam, IPS Kelas VII SMP
Selain itu, keberadaan ritual keagamaan tabot di Bengkulu dan Tabuik di Sumatera Barat sama persis dengan ritual keagamaan di Persia yang dilangsungkan tiap 10 Muharram.
Teori ini akhirnya dianggap kurang relevan karena fakta bahwa aliran Islam yang berkembang di Indonesia berbeda dengan aliran Islam yang berkembang di Persia atau Iran.
4. Teori Cina
Teori ini menyebutkan bahwa asal mula sejarah Islam masuk nusantara adalah berasal dari Cina yang sejak Dinasti Tang (618-905) sudah mulai terjadi perkembangan pengaruh Islam di sana.
Menurut teori ini, Islam masuk ke nusantara bersamaan dengan banyaknya migrasi orang-orang Cina muslim ke Asia Tenggara utamanya di wilayah nusantara yang kebanyakan datang ke wilayah Sumatera bagian Selatan pada abad ke 9 Masehi.
Bukti lain yang mendukung teori ini adalah banyaknya pendakwah yang berasal dari keturunan Cina yang berpengaruh penting pada masa kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Sebuah catatan Cina kuno menerangkan bahwa pada abad ke-7 mulai berkembang perkampungan Arab di daerah pesisir barat pulau Sumatera atau di sekitar selat Malaka.
Baca Juga: Kehidupan Masyarakat Nusantara Masa Pengaruh Islam, IPS Kelas VII SMP
Tak hanya berdagang, ada juga penyebar agama Islam yang menyebarkan agama dengan berdakwah, seperti misalnya tokoh-tokoh wali songo yang berperan besar membesarkan Islam di nusantara.
Para Wali berbaur dan mengikuti adat istiadat dan tata cara kehidupan sosial budaya masyarakat lokal sehingga ajaran dan nilai-nilainya lebih mudah diterima.
Baca Juga: Daftar Nama 9 Wali Songo Beserta Nama Asli dan Asalnya, Sudah Tahu?
Nah, itulah tadi ulasan tentang empat teori proses masuknya Islam ke wilayah nusantara. Dari teori-teori tersebut bisa disimpulkan bahwa upaya persebaran agama Islam di nusantara dilakukan dengan damai.
Hal inilah yang membuat masyarakat nusantara bisa menerima pengaruh agama dan budaya Islam dengan baik dan mendorong agama Islam berkembang sangat pesat saat itu.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.