GridKids.id - Mungkin kamu sudah enggak asing dengan istilah impostor.
Belakangan ini, istilah tersebut memang menjadi populer sejak banyak orang demam bermain game Among Us.
Di dalam permainan tersebut impostor dikenal sebagai pemain penipu.
Impostor memiliki tugas untuk mengacaukan permainan dan membunuh karakter lain di dalam game secara diam-diam, Kids.
Nah, di dalam dunia psikologi rupanya ada yang disebut sebagai impostor syndrome atau sindrom impostor.
Sindorm tersebut disebut bisa dialami oleh siapa saja, lo.
Nah, sebenarnya apa itu impostor syndrome?
Kita cari tahu bersama-sama, yuk!
Baca Juga: Apa Itu Among Us? Game Populer yang Asyik Dimainkan Ramai-Ramai
Apa Itu Impostor Syndrome?
Berdasarkan Medical News Today yang dilansir dari Kompas.com, impostor syndrome bisa dialami oleh siapa saja tapi lebih sering dialami oleh mereka yang berprestasi, Kids.
Nah, orang yang mengalami sindrom tersebut bakal merasa ragu terhadap prestasi dan kemampuan dirinya sendiri.
O iya, bahkan mereka merasa takut kalau yang mereka raih dan kerjakan adalah suatu bentuk penipuan, lo.
Baca Juga: Manfaat Menangis, Mulai dari Redakan Stres sampai Lenyapkan Bakteri
Sebagian besar, orang hanya mengalami sindrom ini dalam waktu yang singkat, misalnya ketika berada di lingkungan yang baru.
Sebagai contoh, misalnya saat berada di lingkungan sekolah atau lingkungan kerja yang baru, Kids.
Namun begitu, ada pula sebagian orang yang mengalaminya dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup, lo.
O iya, sindrom impostor ini pertama kali dijelaskan oleh psikolog pada tahun 1978.
Rasa Enggak Percaya Diri
Psikolog Klinis dari Universitas Gadjah Mada, Ibu Tri Hayuning Tyas mengatakan bahwa sindrom impostor merupakan rasa enggak percaya diri seseorang atas keberhasilannya.
Penderitanya akan merasa keberhasilan yang didapat hanya sebuah kebetulan dan bukan karena kemampuan mereka sendiri, Kids.
Seseorang yang mengidap sindrom ini menganggap keberhasilan yang didapatkan adalah tipuan.
Mereka sangat takut kalau orang lain mengetahui hal yang mereka anggap sebagai tipuan atau kecurangan tersebut, Kids.
Padahal pencapaian atau prestasi yang didapatkan tersebut sebenarnya nyata karena mereka benar-benar mampu atau pintar.
Baca Juga: Tahan Banting Hadapi Tantangan, Ini Urutan Zodiak yang Punya Mental Kuat
Enggak Sama dengan Kosa Kata Bahasa Inggris
Dalam bahasa Inggris juga terdapat istilah impostor. Namun, maknanya berbeda dengan impostor dalam sindrom ini, Kids.
Impostor dalam bahasa Inggris memiliki tujuan untuk mencari keuntungan dengan cara berpura-pura.
Namun, enggak begitu dengan sindrom impostor.
Menurut Ibu Tri Hayuning yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi UGM, ada beberapa faktor yang memicu munculnya sindrom impostor pada seseorang.
Salah satu faktor pemicunya adalah pola asuh keluarga yang terlalu mengedepankan pencapaian intelektual.
Selain itu, pola asuh yang enggak mengajarkan makna kesuksesan juga kegagalan juga bisa menjadi faktor pemicu sindrom impostor.
Gejala Impostor Syndrome
Penderita impostor syndrome memiliki beberapa gejala yang kalau dibiarkan bisa mengganggu performa penderita di kehidupan nyatanya, Kids.
Namun demikian, para ahli enggak memasukkan sindrom ini sebagai gangguan kesehatan mental.
Nah, beberapa gejala yang dialami penderita sindrom impostor di antaranya adalah:
- Merasa sebagai seorang penipu
- Takut bakal ketahuan
- Sulit untuk menginternalisasi kesuksesan diri sendiri
- Ragu pada kemampuan diri sendiri
Baca Juga: Sudah Berjemur Hari Ini? Jangan Sampai Keliru, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Demi Kesehatan
Misalnya saat di sekolah atau mungkin di tempat kerja bagi orang dewasa, kita mungkin merasa khawatir enggak akan bisa memenuhi ekspektasi.
Nah, rasa khawatir semacam itu bisa bikin kita berhenti melakukan hal yang lebih menantang karena takut membuat kesalahan, Kids.
Kita pun akan seperti berhenti atau "jalan di tempat" karena hanya mengerjakan sesuatu yang standar.
Kebanyakan Dialami Oleh Perempuan
Independent menyebutkan bahwa sindrom impostor kebanyakan dialami oleh perempuan, Kids.
Laki-laki juga ada yang mengalami sindrom ini, tapi frekuensinya rupanya jauh lebih sedikit kalau dibandingkan dengan perempuan.
Penderita sindrom ini disarankan untuk mengikuti terapi dan diharapkan bisa diketahui sumber kecemasan yang menyebabkan munculnya sindrom.
Seseorang dengan sindrom impostor membutuhkan bantuan secara psikologis, Kids.
Jadi, kalau kamu merasakan beberapa gejala sindrom tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog, ya.
Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Penyebab Kita Sering Sakit tapi Sayangnya Masih Jarang Disadari
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id