Pak Anies menjelaskan, skor fasilitas kesehatan Jakarta menurun kalau dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 100.
Menurutnya, skor fasilitas kesehatan menurun karena ada tenaga medis yang terpapar Covid-19.
Dampaknya, sejumlah fasilitas kesehatan harus ditutup sehingga tidak lagi berfungsi 100 persen.
"Bukan karena ada problem di faskes (fasilitas kesehatan), tapi karena ada tenaga medis yang terpapar. Tapi begitu bisa dibuka lagi kita bisa kembali ke skor 100," ujar beliau.
Selain ketiga unsur di atas, angka reproduksi atau penyebaran wabah di Ibu Kota masih terjadi dan sama dengan bulan lalu.
"Angka reproduksi (wabah Covid-19) di Jakarta masih berkisar 1, belum turun sampai angka yang lebih aman. Masih sama dengan angka bulan lalu," kata Pak Anies.
Angka reproduksi merupakan potensi penularan wabah oleh 1 orang.
Kalau angka reproduksi sebesar 3, maka itu artinya 1 orang bisa menularkannya ke 3 orang lain. Apabila angkanya 1, maka 1 orang bisa menularkannya ke 1 orang lain.
Keadaan baru dikatakan relatif aman kalau angka reproduksi kurang dari 1. Pada level itu, jumlah orang yang tertular di kemudian hari akan semakin sedikit.
Rasio Covid-19 di Kelurahan Kenari Tinggi
Pak Anies mengatakan, laju pertumbuhan kasus atau incidence rate (IR) di satu kelurahan di Jakarta saat ini masih tinggi.
Berdasarkan bahan paparan yang ditunjukkan Anies, kelurahan yang dia maksud adalah Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
"Satu kelurahan yang di situ laju incidence rate-nya masih tinggi," kata Pak Anies.
Kelurahan Kenari jadi satu-satunya kelurahan dengan angka IR yang masih tinggi atau berwarna merah, yakni antara 637,08 sampai 956,5.
Angka IR merupakan rasio antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan populasi per 100.000 penduduk.
Berbeda dengan IR di Kelurahan Kenari, angka IR di kelurahan-kelurahan lainnya di Jakarta relatif terkendali.
Baca Juga: Berolahraga di GBK saat PSBB Transisi, Inilah Berbagai Aturan yang Harus Diikuti