Sebelum sebutir telur bisa menetas menjadi anak ayam, tentu saja ayam betina perlu dibuahi lebih dulu oleh ayam jantan. Sehingga saat ia bertelur, telur yang keluar adalah telur fertil atau telur yang subur.
Oh iya. Selama asupan makanannya cukup, ayam betina tetap bisa bertelur tanpa dibuahi oleh ayam jantan terlebih dahulu, lo.
Telur yang keluar dari ayam betina yang enggak dibuahi inilah yang dinamakan sebagai telur infertil. Telur infertil ini enggak bisa menetas menjadi anak ayam.
Telur infertil yang memang diternakkan dari ayam petelur boleh dikonsumsi dan diperjualbelikan. Karena memang dari awal, telur ayam tersebut memang diproduksi bukan untuk ditetaskan.
Namun, terlur infertil yang enggak oleh diperjualbelikan adalah telur yang masuk dalam kelompok hatching eggs (HE).
Hatching eggs secara harafiah bisa diartikan sebagai telur yang menetas. Sebab, memang inilah tujuan awal telur HE itu ada.
Baca Juga: Cara Membuat Telur Mata Sapi yang Bulat Sempurna, Mudah Banget Tanpa Alat
Baca Juga: Tips Anti Gagal Membuat Telur Dadar Super Lembut ala Restoran Hotel
Telur HE adalah telur yang memang diproduksi agar bisa menetas dan menghasilkan ayam pedaging. Jadi, telur HE sendiri sebenarnya terdiri dari telur fertil dan infertil.
Telur fertil nantinya akan jadi ayam pedaging, sedangkan telur infertil adalah telur yang gagal dibuahi untuk bisa menetas.
Secara umum, telur HE, baik yang fertil maupun infertil sebenarnya enggak punya kandungan gizi yang berbeda dari telur ayam yang biasa dikonsumsi.
Hanya saja, telur HE lebih mudah busuk karena setelah keluar dari tubuh ayam, telur tersebut langsung melalui berbagai proses produksi peternakan.
Telur HE cuma bisa bertahan selama sekitar tujuh hari di suhu ruangan. Sementara di Indonesia sendiri, proses distribusi telur bisa memakan waktu berhari-hari sebelum telur tersebut sampai ke tangan konsumen.
Karena alasan itulah telur HE sudah dilarang diperjualbelikan.
Idealnya, telur HE yang gagal lolos seleksi untuk dipelihara sampai menetas, langsung dimusnahkan.
Namun, telur HE yang tersisa dari peternakan masih boleh diberikan ke masyarakat sekitar peternakan yang kurang mampu sebagai bentuk bantuan, secara gratis.
Dengan catatan, kondisi telur masih bagus dan masyarakat diberi informasi mengenai rentang waktu kelayakan telur tersebut.