GridKids.id - Virus corona Covid-19 masih terus menyebar, enggak terkecuali di Indonesia.
Oleh karena itu, kita diharuskan untuk tetap berada di rumah.
Hal ini menyebabkan frekuensi panggilan video yang dilakukan jadi meningkat dibandingkan biasanya.
Sebagian menggunakan panggilan video untuk mengobati rindu dengan orang terdekat.
Namun, ada juga yang harus melakukan panggilan video karena belajar, sekolah, atau pekerjaan.
Karena seringnya panggilan video yang sering dilakukan, membuat sebagian orang merasakan keletihan yang lebih besar dibandingkan dengan belajar di sekolah atau bekerja di kantor.
Zoom Fatigue
Gejala ini lalu dikenal dengan istilah Zoom fatigue, mengacu pada kelelahan karena melakukan video conference secara rutin melalui aplikasi video conference populer, Zoom.
Lalu, apa penyebab kelelahan tersebut, ya?
Penjelasan mengenai Zoom fatigue terangkum dalam wawancara BBC Worklife dengan Gianpiero Petriglieri, seorang profesor di Insead, dan Marissa Shuffler, seorang profesor di Universitas Clemson.
Menurut Petriglieri, melakukan panggilan video membutuhkan lebih banyak fokus daripada obrolan tatap muka.
Baca Juga: Sering Terjadi Kebocoran Informasi, Berikut ini Tips Aman Pakai Aplikasi Zoom
Obrolan video berarti perlu bekerja lebih keras untuk memproses isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh.
Nah, tuntutan untuk lebih fokus ini mengonsumsi banyak energi, Kids.
Akibatnya, kita enggak bisa bersantai, enggak seperti kalau sedang bertatap muka.
Ada juga faktor lain, seperti jeda yang terjadi antar percakapan.
“Diam menciptakan ritme alami dalam percakapan kehidupan nyata. Namun, saat itu terjadi dalam panggilan video, kamu jadi cemas,” kata Petriglieri.
Kondisi itu juga membuat orang jadi enggak nyaman.
Satu studi tahun 2014 oleh akademisi Jerman menunjukkan kalau keterlambatan telepon atau sistem konferensi membentuk pandangan kita terhadap orang-orang secara negatif.
Bahkan keterlambatan 1,2 detik saja bisa membuat orang memandang responden sebagai kurang ramah atau kurang fokus, lo.
Faktor tambahan adalah kalau kita secara fisik menggunakan kamera, kita sangat sadar sedang diawasi.
Saat berada di konferensi video, kamu tahu kalau semua orang melihatmu. Hal ini sama seperti kamu sedang berada di atas panggung.
Akibatnya, datanglah tekanan sosial dan perasaan seperti perlu tampil dengan baik. Hal ini menyebabkan ketegangan.
Selain itu, sangat sulit untuk orang-orang untuk enggak melihat wajah mereka sendiri kalau mereka bisa melihatnya di layar, atau enggak menyadari bagaimana mereka berperilaku di depan kamera.
Baca Juga: Tips Aman Menghapus Akun Zoom Secara Permanen, Agar Tidak Diretas
Penyebab Zoom Fatigue
Zoom fatigue enggak cuma disebabkan oleh faktor panggilan video saja, Kids.
Ada hal-hal lain seperti kondisi saat ini yang memaksa sebagian besar orang tinggal di rumah, ikut berperan dalam menambah keletihan.
“Panggilan video adalah pengingat kita akan orang-orang yang enggak bisa kita temui. Setiap kali melihat seseorang online, seperti temanmu misalnya, itu akan mengingatkan kalau kita seharusnya berada di tempat yang sama,” kata Petriglieri.
Hal ini membuat kita jadi kelelahan.
Hilangnya Sekat-Sekat Kehidupan
Ada juga fakta kalau aspek kehidupan kita yang dulu terpisah, seperti pekerjaan, teman, dan keluarga, semuanya sekarang terjadi di ruang yang sama.
Menurut Petriglieri, teori kompleksitas-diri mengandaikan kalau individu punya banyak aspek peran sosial yang bergantung pada konteks, hubungan, kegiatan, dan tujuan.
Saat aspek-aspek ini dikurangi, kita jadi lebih rentan terhadap perasaan negatif.
"Sebagian besar peran sosial kita terjadi di tempat yang berbeda, tetapi sekarang konteksnya telah melebur," kata Petriglieri.
Shuffler mengatakan kurangnya waktu istirahat setelah kita memenuhi pekerjaan dan kebutuhan keluarga mungkin menjadi faktor lain yang menyebabkan keletihan.
Beberapa dari kita mungkin menaruh harapan yang lebih tinggi pada diri kita sendiri karena kekhawatiran atas ekonomi, cuti dan kehilangan pekerjaan.
"Ada juga perasaan untuk terus menampilkan performa terbaik dalam pekerjaan. Beberapa dari kita agak berlebihan untuk mengamankan pekerjaan," kata Shuffler.
Baca Juga: WFH dan Belajar dari Rumah di Perpanjang, Ikuti Tips Ini Agar Aman Memakai Aplikasi Zoom
Cara Meredakan Zoom Fatigue
Para ahli menyarankan membatasi panggilan video cuma pada hal-hal yang diperlukan.
Selain itu, kamera juga enggak selalu harus menyala di setiap pertemuan.
Menurut Petriglieri, membiarkan layar miring ke samping juga bisa membantu konsentrasi, khususnya dalam pertemuan kelompok.
"Itu membuatmu merasa seperti berada di ruang sebelah, jadi mungkin enggak terlalu melelahkan," katanya.
Dalam beberapa kasus, ada baiknya mempertimbangkan apakah obrolan video benar-benar pilihan paling efisien.
Ketika bekerja, Shuffler menyarankan untuk berbagi file dengan catatan yang jelas bisa menjadi pilihan yang lebih baik, hal ini bisa menghindari informasi yang berlebihan.
Dia juga menyarankan untuk mengambil jeda waktu selama pertemuan untuk saling bercakap-cakap santai sebentar sebelum masuk ke topik pembahasan.
"Luangkan waktu untuk benar-benar memeriksa keadaan setiap orang. Ini adalah cara untuk menghubungkan kembali kita dengan dunia, dan untuk menjaga kepercayaan dan mengurangi kelelahan," kata Shuffler.
Membangun periode transisi di antara pertemuan video juga bisa membantu menyegarkan kita, cobalah melakukan peregangan, minum atau melakukan sedikit olahraga.
Baca Juga: Tips Agar Aplikasi Zoom Aman saat Digunakan untuk Rapat Online
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.