"Sebaliknya, di utara semenanjung (Antartika) kami melihat sejumlah ganggang bermekaran lebih banyak. Kami berasumsi kita cenderung melihat ganggang mekar lebih banyak dan lebih besar dari ini," jelas Gray.
Meluasnya ganggang hijau yang mekar, sehingga membuat salju hijau menyelimuti dataran tinggi di Antartika, kata Gray, menunjukkan efek dari hilangnya alga di permukaan laut.
Sementara lebih banyak populasi ganggang hijau yang mekar, berarti jumlah CO2 yang diserap lebih banyak.
Tanaman bisa punya dampak kecil, tetapi merugikan albedo lokal, yakni banyaknya panas matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan Bumi ke atmosfer.
Kendati demikian, tim peneliti mengatakan albedo yang berkurang kemungkinan tidak berdampak pada iklim Antartika pada skala yang berarti.
"Namun, akan ada lebih banyak karbon terkunci di masa depan, hanya karena salju berada dalam kondisi mencair untuk ganggang berkembang," jelas Gray.
Peneliti berharap akan ada habitat yang lebih cocok untuk ganggang di Antartika, sehingga dapat secara menyeluruh menyerap lebih banyak karbon.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.