Find Us On Social Media :

Pantas Kasus Semakin Melonjak, Ternyata Orang Tanpa Gejala Jadi Penyebar Terbesar, Berapa Lama Bisa Menularkan ke Orang Lain?

Orang Tanpa Gejala (OTG), kategori baru terkait wabah virus corona.

GridKids.id - Virus corona Covid-19 masih membuat resah seluruh dunia, Kids.

Salah satu penyebabnya adalah penyebarannya yang sangat cepat.

Bukan cuma itu saja, gejala-gejala yang ditunjukkan juga enggak selalu sama.

Bahkan, orang tanpa gejala juga bisa positif terkena Covid-19 dan menularkannya pada orang lain.

"Orang harus waspada untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain dan enggak berasumsi kalau cuma karena enggak merasakan sakit, bukan berarti kamu enggak membawa virus. Kita harus sangat agresif dengan tindakan isolasi mandiri," kata Gluckman, dokter penyakit menular Penn Medicine dan Direktur Medis Penn Global Medicine di Pennsylvania.

Ditemukannya penderita tanpa gejala atau sering disebut asimptomatik, membuat keberadaannya enggak terdeteksi, sementara mereka merupakan pembawa (carrier) virus corona.

"Ketika kita mendapatkan infeksi, seringkali ada spektrum dari kategori sangat sakit ke sakit sedang, sampai enggak sakit sama sekali," ujar Gluckman.

Meski belum diketahui berapa banyak orang yang merupakan pembawa virus tanpa gejala, hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah mengikuti rekomendasi untuk mencegah penularan virus corona.

Lalu, berapa lama pembawa virus corona tanpa gejala ini bisa menularkan kepada orang lain, ya?

Baca Juga: Mengerikan, Tanpa Sadar Kita Bisa Terjangkit Virus Corona dan Bisa Menularkan Sekitar, Lakukan Hal Ini Agar Tak Tertular

Penularan bisa terjadi 48 jam sebelum muncul gejala, Kids.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Robert Redfield mengungkapkan, pembawa virus bisa menularkan secara signifikan sekitar 48 jam sebelum gejala Covid-19 muncul.

"Ini membantu menjelaskan seberapa cepat virus ini terus menyebar di seluruh negeri, karena kami memiliki pemancar tanpa gejala dan memiliki individu yang mentransmisikan 48 jam sebelum menjadi gejala," katanya.

Penularan pre-simptomatik atau penularan sebelum muncul gejala ini biasanya terjadi pada tahap awal terinfeksi.

Sementara, gejala muncul rata-rata dalam waktu 5 hari, dan penularan kepada yang lain sudah terjadi sebelum adanya gejala.

Sebuah penelitian yang meneliti 23 pasien virus corona di dua rumah sakit Hong Kong menemukan banyaknya partikel virus yang dibawa carrier dan lepaskan ke lingkungan mereka, memuncak selama minggu pertama, kemudian secara bertahap menurun.

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko penularan, sebaiknya patuhi langkah-langkah jarak sosial atau social distancing.

Sebab, kalau kamu terpapar seseorang yang positif virus corona dan ikut terinfeksi, maka kamu juga bisa menyebarkan virus jauh sebelum kamu menyadarinya.

Penularan juga bisa terjadi dalam periode inkubasi sebelum mereka menunjukkan gejala yang umumnya terlihat pada 2-14 hari setelah terpapar virus.

Suatu model baru-baru ini menemukan kalau masa inkubasi untuk Covid-19 rata-rata adalah 5 hari dan sebanyak 98 persen orang yang mengalami gejala setelah terpapar dalam 11 hari.

Baca Juga: Semakin Tegas, 16 Orang yang Keluyuran Saat Pandemi Virus Corona Ini Terancam di Penjara, Keramaian Bisa Sebabkan Virus Menyebar dengan Cepat

Gejala muncul dalam 7 hari berikutnya

Melansir Sciencealert, studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sebanyak 75 persen warga Tiongkok yang pertama kali diklasifikasikan sebagai asimptomatik, punya gejala.

Hal ini menunjukkan kalau secara teknis transmisi pre-simptomatik adalah kejadian yang berpotensi terjadi.

Artinya, mereka sudah menularkan virus itu meski belum merasakan gejala Covid-19.

Sementara, studi CDC menjelaskan, pasien virus corona di panti jompo, King County, Washington, AS, menemukan, dari 23 orang yang dites positif, hanya 10 yang menunjukkan gejala pada hari diagnosa.

Sepuluh orang dalam kelompok lain mengalami gejala seminggu kemudian.

"Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pengendalian infeksi, dan kejadian ini bergantung pada adanya tanda dan gejala untuk mengidentifikasi dan mengisolasi penduduk atau pasien yang mungkin memiliki Covid-19," ujar studi tersebut.

Anak-anak bisa jadi pembawa asimptomatik

Sejauh ini, anak-anak merupakan orang yang paling enggak kentara terinfeksi virus corona, namun beberapa anak mungkin mendapatkan kasus yang sangat ringan dan menyebarkan virus.

Kepala penyakit menular di University of Maryland Upper Chesapeake Health, dr. Faheem Younus, menyebutkan, anak-anak sering menjadi pembawa virus corona yang asimptomatik dan bisa menimbulkan risiko tertentu bagi orang-orang terdekatnya.

Penelitian yang diterbitkan jurnal The Lancet menunjukkan hasil pengamatan terhadap 36 anak yang dites virus corona antara 17 Januari hingga 1 Maret 2020 di tiga rumah sakit China.

Setengah dari anak-anak itu punya "penyakit ringan tanpa gejala", demikian uraian peneliti.

Studi lain menemukan kalau 56 persen dari 700 anak yang positif Covid-19 di Tiongkok mengalami gejala ringan.

(Penulis: Retia Kartika Dewi)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan  komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids  dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Masih Terus Meningkat, Pemerintah Saat Ini Khawatirkan Orang Tanpa Gejala (OTG)