Find Us On Social Media :

Menyedihkan! Baru Ditemukan, Perut Spesies di Palung Terdalam Ini Sudah Terkontaminasi Plastik

Ada Plastik di Perut Spesies Baru Palung Mariana

GridKids.id – Kids, apa kamu sudah pernah dengar tentang Palung Mariana?

Palung ini adalah palung paling dalam di dunia. Letaknya di barat Samudera Pasifik.

Palung ini membentang sepanjang 2550 km dengan lebar 63 meter dan kedalaman sampai 11 km.

Tapi tahukah kamu? Bahkan jauh di tempat yang terdalam, ilmuwan menemukan sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia di darat.

Sedihnya, baru-baru ini bahkan ada spesies yang baru ditemukan di Palung Mariana, namun di dalam perutnya sudah ada plastik.

Sampah Plastik di Perut Spesies Baru yang Ditemukan di Palung Mariana

Tim peneliti dari Universitas Newcastle di Inggris menemukan spesies baru amphipod, yang merupakan hewan krustasea.

Spesies baru amphipod ini ditemukan di kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut, di Palung Mariana.

Sayangnya, saat diteliti, ilmuwan menemukan bahwa dalam perut spesies baru amphipod itu ada puing-puing plastik.

Ukuran puing plastik itu begitu kecil, atau biasa disebut mikroplastik.

Baca Juga: Di Thailand Kantong Plastik Sudah Tidak Digunakan, Kocaknya Warga Thailand Gantikan Plastik dengan Ini

Para peneliti memeriksa jenis plastik itu dan menemukan bahwa plastik dalam perut amphipod tersebut adalah plastic jenis PET (polyethylene terephthalate).

Plastik PET biasanya digunakan sebagai kemasan minuman dan makanan, Kids. Plastik ini dibuat sebagai plastik sekali pakai, tapi bisa didaur ulang.

Sayangnya, plastik itu justru terbuang dan menyebabkan polusi global, bahkan sampai ke tempat yang terpencil dan enggak ditinggali manusia.

Jadi Pengingat Manusia

Peneliti Alan Jamieson dari Universitas Newcastle Inggris menyebutkan kalau spesies baru yang ditemukan sudah terkontaminasi, sehingga peneliti enggak bisa lagi memahami spesies itu di lingkungan alaminya.

Melihat keadaan spesies amphipod yang membawa plastik di dalam perutnya, para ilmuwan memberinya nama Eurythenes plasticus.

Pemberian nama itu sengaja dibuat untuk mengingatkan penduduk dunia kalau dampak polusi di laut sangat berbahaya.

Sampah yang sampai ke lautan bukan cuma membuat lingkungan kotor, tapi juga mengganggu kehidupan biota laut.

Penemuan spesies yang sudah terkontaminasi sampah ini semakin menjelaskan kalau masalah sampah plastik sangat besar dampaknya.

Sebabnya, aktivitas manusia pun bisa memengaruhi kehidupan makhluk hidup yang tinggal di tempat terpencil.

Baca Juga: Misteri Makhluk di Palung Mariana, Palung Terdalam di Muka Bumi

Plastik di Lautan

Menurut penelitian tahun 2015, setidaknya ada 8 juta ton plastik memasuki lautan setiap tahun.

Plastik yang masuk ke laut pun terurai jadi bagian yang lebih kecil dan akhirnya jadi mikroplastik, yang termakan oleh hewan-hewan, bahkan sampai hewan yang tinggal di Palung Mariana.

Plastik yang enggak terurai di pencernaan hewan itu bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan, sehingga enggak ada ruang untuk makanan lagi dan justru menyerap senyawa yang berbahaya.

Eurythenes plasticus bukanlah satu-satunya hewan yang kehidupannya terganggu oleh sampah plastik yang sampai ke lautan.

Karenanya, demi menjaga Bumi kita untuk semua makhluk hidup, kita sama-sama kurangi penggunaan plastik sekali pakai dan sebisa mungkin mendaur ulang bahan yang bisa didaur ulang, yuk!

(Penulis: Avisena Ashari)

Baca Juga: Menjadi Palung Terdalam di Dunia, Kisah Victor yang Mampu Menyelam hingga Kedalaman 11 Kilometer