GridKids.id – Ternyata, kebakaran hutan di Australia enggak hanya memunculkan kabar menyedihkan, namun ada juga kabar lain yang mengejutkan.
Sejak September 2019, Australia dilanda kebakaran hutan hebat.
Bukan hanya lahan hutan, pertanian, dan rumah warga yang jadi korban, namun ada juga hewan-hewan malang yang harus kehilangan habitat aslinya.
Namun, kebakaran hutan juga mengungkap lebih jelas peninggalan budaya di wilayah Budj Bim, Australia.
Budj Bim ini merupakan salah satu Situs Warisan Budaya Dunia.
Ternyata masih ada yang tersembunyi dalam sistem pengairan manusia yang sudah dibuat sejak ribuan tahun lalu itu, lo.
Sistus Kuno Bentang Budaya
Di Australia, ada sebuah bentang budaya bernama Budj Bim, terletak di Australia bagian tenggara, tepatnya di Taman Nasional Budj Bim.
Bentang budaya Budj Bim terdiri dari beberapa bagian pengairan yang termasuk sistem pengairan tertua di dunia.
Letaknya ada di bagian tengah Taman Nasional Budj Bim.
Sistem pengairan itu dibangun oleh etnis suku Aborigin, yaitu orang-orang Dhauwurd Wurrung atau Gunditjmara.
Mereka membangun kanal, tambak, dan bendungan dengan sistem yang rumit untuk menangkap kooyang.
Kooyang adalah belut yang menjadi sumber makanan orang Gunditjmara.
Sistem pengairan itu dibuat sekitar 6.600 tahun lalu, bahkan sebelum bangsa Mesir Kuno membangun piramida.
Karena kekayaan warisan budaya itu, Budj Bim termasuk ke dalam salah satu Situs Budaya Dunia UNESCO.
Mengungkap Kanal Tersembunyi
Meski sistem pengairan di Budj Bim sangat mengagumkan, banyak orang yang memercayai bahwa sistem pengairan Budj Bim sebenarnya lebih jauh dan lebih panjang daripada yang sudah ditemukan.
Bagian sistem pengairan yang tersembunyi itu terungkap setelah kebakaran Australia musim panas kali ini.
Kebakaran hutan yang dipicu oleh suhu panas dan kekeringan panjang membakar tumbuhan lebat di sana.
Namun ternyata di balik tumbuhan itu ada bagian pengairan yang memperlihatkan sistem pengairan Budj Bim secara lebih jelas.
Baca Juga: Misi Rahasia Australia, Menyelamatkan Pohon Dinosaurus dari Kebakaran Hutan
Saat diperiksa kembali, ternyata di balik tumbuh-tumbuhan yang terbakar ada kanal-kanal yang sebelumnya tidak terlihat.
Panjang kanal itu kira-kira 25 meter, Kids.
Wah, ternyata sebuah situs budaya dunia yang usianya sangat tua itu masih menyimpan rahasia yang belum diketahui.
Kalau dibayangkan, peradaban manusia pada ribuan tahun ini juga sudah sangat maju, ya?
Padahal sistem pengairan di tempat itu adalah salah satu peninggalan tertua yang masih ada.
Baca Juga: Bukannya Air, Australia Justru Turunkan Hujan Wortel di Wilayah Kebakaran Hutan, Untuk Apa?
Dibangun 6.600 Tahun Lalu
Orang-orang Gunditjmara membangun sistem pengairan Budj Bim menggunakan bahan yang banyak tersedia di sana, yaitu batuan vulkanik.
Batuan vulkanik itu asalnya dari lava yang dulu mengalir dari Gunung Eccles. Gunung Eccles sendiri saat ini sedang enggak aktif.
Orang Gungditjmara menggunakan batuan vulkanik itu untuk mengarahkan air dari Danau Condah.
Danau Condah itu adalah habitat kooyang atau belut yang ingin mereka tangkap.
Meski peninggalan leluhurnya masih terjaga hingga sekarang, saat ini populasi orang Gunditjmara menurun, terutama sejak bangsa Eropa menduduki wilayah Australia.
(Penulis: Avisena Ahari)