Bahkan bahasa yang memudahkan kita menyampaikan dan menerima informasi mungkin belum dikenal.
Inilah yang membuat lukisan atau simbol-simbol menjadi salah satu cara manusia pada masa itu untuk berkomunikasi.
Kamu tentu pernah dengar tentang lukisan-lukisan di dinding gua yang berasal dari jutaan tahun lalu.
Bukannya tanpa tujuan, manusia yang kala itu belum membangun peradaban sekali pun menyadari bahwa mereka ingin mencatat apa yang mereka temui dan alami pada masanya.
Dari lukisan, manusia mulai menuliskan aksara-aksara kuno yang memastikan pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan naik tingkat.
Dari batu, tanah, daun, hingga dinding gua, manusia menyadari aksara yang dituliskan di sana akan termakan waktu dan hilang juga pada akhirnya.
Akal manusia yang berkembang mendorong mereka mencari media yang jauh lebih awet untuk menuliskan tentang peradaban dan pencapaian mereka.
Dari situlah lahir kertas, yang kini produksinya masif dan menyumbang makin banyaknya pohon-pohon yang harus tumbang di hutan.
Apa-apa yang melekat pada diri kita, sebenarnya lahir dari hal-hal yang diambil dari alam.
Baca Juga: Sejarah Buku, Berawal dari Keinginan Manusia Purba Meninggalkan Jejak Kehidupan
Ketika kita enggak ingat untuk merasa cukup, maka akan banyak kerusakan dan efek buruknya bagi alam dan makhluk hidup lainnya, salah satunya kepunahan.
Manusia Menyebabkan Kepunahan Keanekaragaman Hayati
Komentar