Pigmen organik itu diyakini berasal dari endapan serpih minyak yang dibor sebuah perusahaan eksplorasi energi di cekungan Taoudeni di Mauretania, Afrika Barat, sekitar 15 tahun lalu.
Para peneliti menghancurkan beberapa batu untuk mengekstraksi molekul dari organisme-organisme purba yang terperangkap di dalamnya.
Namun, tak disangka ditemukan pigmen yang masih hidup di dalamnya.
Tim peneliti menduga kalau campuran bahan bubuk dengan pelarut organik akan menghasilkan warna hitam.
Tapi, ternyata warna pelarutnya berubah jadi pink atau merah muda, lo.
Ketika diencerkan, molekulnya terlihat berwarna merah muda saat ada di bawah paparan sinar matahari.
Dalam kondisi pekat, warna pelarutnya terlihat seperti warna merah juga ungu.
Peneliti yang menjelajah jejak kehidupan paling awal di muka Bumi, menemukan pigmen organik yang usianya 600 juta tahun lebih tua dari penemuan yang telah diklaim sebelumnya.
Sejarah mencatat kalau manusia sudah mengenakan warna pink sejak ribuan tahun yang lalu.
Contoh: para pemburu ganas yang mendiami Pegunungan Andes sekitaran 9.000 tahun lalu, sudah mengenakan pakaian kulit yang berwarna rona merah jambu, berasal dari pigmen besi oksida, salah satu pigmen alami tertua yang digunakan oleh manusia.
Tak hanya dipakai untuk mewarnai pakaian kulit atau dinding gua, pada era Mesir kuno, warna ini juga jadi bagian dari riasan pipi dan pewarna bibir.
Baca Juga: Warna Favorit Tiap Orang Bisa Berbeda Satu Sama Lain, Kenapa Begitu?
Pigmen merah alami ketika menyentuh kulit manusia, berubah jadi warna pink atau merah muda.
Pertanyaan: |
Seperti apa sifat pigmen organik pada tulang belulang makhluk hidup yang menjadi fosil? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,nationalgeographic.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar