GridKids.id - Kids, pernahkah kamu membayangkan seperti apa atas dan bawah jika sedang berada di ruang angkasa?
Menentukan atas dan bawah di mana kamu berdiri mungkin bukan hal yang sulit.
Kamu bisa dengan mudah menunjuk ke atas untuk menjelaskan sesuatu yang ada di atas posisimu.
Begitu pun dengan bawah, kamu bisa menunjuk sesuatu di tanah sebagai simbolnya.
Namun, bisakah konsep itu dilakukan di ruang angkasa, tempat di mana tak ada gravitasi seperti di Bumi?
Menentukan arah pada dasarnya memerlukan adanya gaya gravitasi.
Jika hal itu bisa dilakukan di Bumi, ternyata hal itu cukup sulit jika harus dilakukan di ruang angkasa.
Lalu, bagaimana menentukannya jika kita ada di ruang angkasa, ya?
Ruang Angkasa Tanpa Gravitasi
Stasiun Luar Angkasa Internasional dan Tiangong letaknya sangat dekat dengan gravitasi Bumi, tepatnya ada di kurang lebih 400 km di atas permukaan Bumi.
Di jarak yang sangat dekat ketimbang dengan radius Bumi, gravitasi jadi 90% lebih kuat daripada yang ada di permukaan laut.
Baca Juga: Minim Gravitasi, Apa yang Terjadi Jika Peluru Ditembakkan di Ruang Angkasa?
Tapi, hal yang terjadi adalah astronaut yang ada di stasiun dan satelit enggak akan mengalami gravitasi itu, Kids.
Pada posisinya para astronaut ini enggak akan menghujam ke permukaan karena enggak adanya gravitasi.
Pergerakan mereka untuk bisa pergi ke ruang angkasa terjadi dengan sangat cepat.
Namun, jika gravitasi Bumi tiba-tiba hilang, astronaut akan terbang ke luar angkasa dengan garis singgung terhadap orbit Bumi.
Jika manusia yang terlalu terbiasa dengan adanya gravitasi tiba-tiba harus kehilangan, yang terjadi adalah hilang arah bahkan mual yang hebat.
Jika dulu orbit kita dikenal sebagai gravitasi nol, sekarang istilah itu enggak lagi digunakan dan diganti dengan gravitasi mikro.
Meski efek gravitasi dihilangkan sama sekali, segala hal yang punya massa tetap punya tarikan gravitasi, Kids.
Inilah yang membuat para astronaut tetao bisa merasakan gravitasi dari stasiun luar angkasa atau dari keberadaan satu sama lain di ruang yang sama.
Meski begitu, jangan bayangkan besaran atau efek gravitasinya sama seperti di Bumi, ya.
Gaya-gaya yang dirasakan ini sangat lemah sampai mungkin enggak bisa dirasakan secara jelas efeknya.
Stasiun luar angkasa ada di tempat di mana di sekelilingnya dikepung oleh gaya ini dan menariknya ke segala arah.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Hidup di Bumi yang Tak Mengenal Gravitasi?
Sehingga yang terjadi, di orbit, astronaut kemungkinan enggak bisa merasakan gravitasi yang naik dan turun, nih.
Efeknya, astronaut kemungkinan akan merasakan sensasi seperti mabuk perjalanan atau sindrom adaptasi ruang karena terjadi perubahan arah dan orientasi di ruang angkasa.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar