GridKids.id - Pada 8 Juli 2024 ini diperingati sebagai tanggal 1 Suro atau tahun baru dalam perhitungan kalender Jawa dan kalender Islam, Kids.
Bagi masyarakat Jawa momentum 1 Suro selalu sarat cerita dan berbagai tradisi budayanya.
Salah satu tempat atau lokasi yang selalu punya agenda setiap 1 Suro adalah Keraton Surakarta Hadiningrat.
Tiap tahunnya Keraton Surakarta akan menyelenggarakan rangkaian kirab pusaka hingga iring-iringan mengelilingi keraton.
Agenda ini merupakan acara tahunan yang enggak pernah dilewatkan oleh pihak Keraton maupun masyarakat Surakarta pada umumnya, nih.
Sejarahnya agenda kirab ini sudah dilakukan sejak era pemerintahan Pakubuwono X yang bertahta pada 1893-1939 silam.
Dulunya tiap Selasa dan Jumat Kliwon, sang Raja akan berkeliling tembok Baluwarti.
Kebiasaan sang Raja lalu berkembang jadi tradisi yang sampai sekarang masih terus dilestarikan oleh kerabat Keraton.
Tujuan dari kirab 1 Suro adalah meminta keselamatan juga sarana refleksi diri supaya bisa jadi orang yang lebih baik di tahun yang baru nantinya.
Kalau bicara tentang kirab 1 Suro Keraton Solo, maka enggak bisa melupakan keberadaan atraksi pusaka "hidup" milik Keraton yaitu Kebo Bule.
Uniknya Kebo Bule milik Keraton dinamai sebagai Kyai Slamet, menyesuaikan nama tombak pusaka milik Keraton Solo yang dulunya selalu menemani sang Raja berkeliling tembok Baluwarti.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Malam 1 Suro di Yogyakarta dan Solo, Salah Satunya Kebo Bule
Selain, Kirab 1 Suro yang dilakukan oleh Keraton Solo, ada juga beberapa tradisi 1 Suro lain yang biasa dilakukan masyarakat Jawa Tengah, di antaranya:
Tradisi Menyambut 1 Suro di Jawa Tengah
1. Jamasan Pusaka
Tiap menjelang tahun baru, berbagai pusaka milik Keraton seperti keris-keris dan tombak akan dicuci pada malam hari.
Proses jamasan pusaka 1 Suro di Keraton Solo terbagi jadi tujuh tahapan, di antaranya: Susilaning Nglolos Dhuwung, Mutih, Warangan, Pengeringan dan Keprok, Penjemuran, Pemberian Minyak dan Wewangian, Penutupan dengan Warangan.
Jamasan berarti pencucian atau pembersihan yang maknanya tak hanya fisik tapi juga spiritual, KIds.
Tak hanya air cucian dan kembang-kembang, ada banyak yang harus disiapkan mulai dari jajanan pasar, kelapa, juga berbagai wewangian.
Jamasan Budaya adalah bentuk menghormati warisan atau peninggalan budaya.
2. Tirakat
Tirakat adalah salah satu tradisi di malam satu suro yang rutin diadakan tiap tahun di berbagai kota di Jawa Tengah.
Peringatan tahun baru Jawa dan Islam dijadikan momen untuk bertirakat bersama.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Nasi Langgi, Kuliner Nasi Khas Solo yang Kaya Cita Rasa
Masyarakat akan menyiapkan tumpeng juga berbagai sedekah Bumi sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki selama setahun.
Tirakat biasanya dimulai ketika petang, sesuai dengan pergantian hari Jawa yang dimulai ketika Matahari terbenam.
Tradisi satu ini diharapkan bisa membawa ketentraman batin juga keselamatan bagi masyarakat.
3. Bubur Suro
Bubur Suro adalah salah satu tradsi Jawa yang dilakukan pada Malam 1 Suro,
Tradisi ini jadi tanda rasa syukur atas berbagai berkah dan rezeki, dan umum dilakukan di berbagai daerah atau kota seperti Solo, Semarang, sampai Pekalongan.
Bubur Suro terbuat dari beras, santan, rempah, dan tujuh jenis kacang yang melambangkan kelancaran hidup.
Tradisi bubur suro dimulai dan dilakukan dengan gotong royong warga.
Segera setelah bubur suro yang dipersiapkan sudah selesai didoakan, bubur suro akan dibagikan merata.
Nah, Kids, itu tadi beberapa tradisi menyambut 1 Suro yang masih terus dilestarikan di kota-kota di Jawa Tengah. Mana di antaranya yang pernah kamu ikuti, Kids?
Pertanyaan: |
Pada malam apa biasanya Pakubuwono X mengeliling tembok Baluwarti? |
Petunjuk, cek lagi hlm. 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,surakarta.go.id,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar