Selain itu, pengalaman yang dilalui nenek moyang juga bisa memengaruhi ekspresi gen keturunannya meski enggak ada urutan DNA yang berubah.
Hal ini bisa memengaruhi cara otak berkembang dan bekerja, Kids.
Pada gilirannya bisa memengaruhi cara penyimpanan dan cara mereka mengingat informasi atau pengetahuan tertentu.
Menurut publikasi dari studi ilmu saraf yang dipublikasikan di jurnal Nature Neuroscience pada tahun 2014 silam, tim peneliti sudah mempelajari bagaimana perilaku makhluk hidup dipengaruhi oleh pengalaman leluhurnya.
Penelitian ini memanfaatkan hubungan antara tikus dan buah ceri.
Aroma ceri yang manis terhirup oleh hidung tikus, responnya akan dikirim ke nukleus accumbens yang membuat tikus jadi senang dan mendekat pada sumber bau.
Dalam percobaan itu, tikus dikondisikan untuk melihat respon memori yang sama ke tikus generasi ketiga.
Tikus yang mendekat pada aroma ceri akan disetrum sebagai peringatan, Kids.
Hal ini disebut menimbulkan rasa takut dan trauma yang bisa diwariskan ke generasi tikus setelahnya.
Meski memorinya masih ada, nyatanya kepekaan terhadap bau tertentu masih ada dan terjaga.
Penelitian lain membuktikan kalau rasa takut enggak bisa diwariskan, tapi pengetahuan atau kepekaan terhadap sesuatu sangat mungkin diturunkan ke generasi selanjutnya.
Pertanyaan: |
Bisakah memori manusia diberikan pada orang lain? |
Petunjuk, cek lagi hlm.1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar