GridKids.id - Saat kita menulis di kertas, kita biasa menggunakan pulpen yang ada tintanya.
Namun tahukah kamu, orang di zaman dulu mengandalkan tinta untuk menuliskan pesan dan lainnya.
Seiring perkembangan zaman, dibanding dengan menulis tangan, orang lebih memilih untuk beralih ke digital.
Meski begitu, ada beberapa orang yang juga masih suka suka menulis dengan pena tinta.
Nah, kalau kamu lebih suka menulis dengan pulpen atau mencatatnya di gawai, Kids?
Di samping itu, artikel kali ini akan mengajakmu untuk mencari tahu sejarah awal mula tinta digunakan.
Yuk, kita simak!
Sejarah awal mula tinta tulis
Sejarah penggunaan tinta untuk menulis rupanya sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.
Dilansir dari Britannica, Selasa (14/3/2023) asal-usul tinta tulis berasal dari sekitar 2.500 SM dan digunakan sejak zaman Mesir kuno, serta digunakan di China.
Tinta tulis ini terbuat dari tanah jelaga dengan larutan lem yang kemudian dibentuk menjadi tongkat dan dibiarkan mengering.
Baca Juga: Dapatkah Tinta Cumi Dikonsumsi? Ini Penjelasannya
Sebelum digunakan, tongkat dicampur dengan air. Tinta tulis juga tidak terbatas memakai material jelaga saja.
Berbagai bahan berwarna dan ekstrak dari tumbuhan, hewan, dan mineral juga telah digunakan sebagai tinta.
Namun selama berabad-abad, campuran garam besi yang larut dengan ekstrak tanin digunakan sebagai tinta tulis dan merupakan dasar dari tinya biru-hitam modern.
Tinta untuk mencetak
Penggunaan tinta kemudian meluas untuk pencetakan. Orang China bereksperimen dengan pencetakan setidaknya sejak tahun 500 M dengan menggunakan tinta dari zat tanaman yang dicampur dengan tanah berwarna dan jelaga.
Ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak di Jerman sekitar tahun 1440, tinta dibuat dengan mencampur pernis atau minyak biji rami yang direbus dengan jelaga.
Selama lebih dari 300 tahun, tinta semacam itu terus digunakan dengan sedikit modifikasi dalam komposisinya.
Tinta modern yang berwarna
Pada tahun 1772, paten pertama untuk tinta berwaran dikeluarkan di Inggris.
Lalu pada abad ke-19 bahan kimia pengering muncul, memungkinkan penggunaan berbagai macam pigmen untuk tinta berwarna.
Belakangan, pernis dengan berbagai kekakuan dikembangkan untuk membuat tinta untuk berbagai kertas dan mesin cetak.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Noda Tinta Pulpen yang Terkena Seragam Sekolah
Pernis diganti dengan minyak mineral dalam tinta ketika mesin cetak koran berkecapatan tinggi diperkenalkan.
Minyak menembus dengan cepat ke kertas koran dan cepat kering. Tinta berbahan dasar air juga digunakan terutama untuk sablon.
Namun baru pada awal abad ke-20, pembuatan tinta menjadi proses industri kimia yang rumit.
Pembuatan tinta modern tersebut memperhitungkan permukaan yang akan dicetak, proses pencetakan, dan persyaratan khusus untuk pekerjaan itu, seperti warna, opacity, transparansi, kecemerlangan, lightfastness, kekerasan permukaan, kelenturan, keterbasahan, kemurnian, dan bau.
(Penulis: Monika Novena)
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Heni Widiastuti |
Komentar