GridKids.id - Kita adalah satu titik di alam semesta yang hidup dalam sebuah sistem bintang yang dijuluki Galaksi Bimasakti.
Galaksi Bimasakti adalah sistem bintang di mana tata surya kita ada di dalamnya, Kids.
Galaksi Bimasakti berbentuk spiral dan jadi tempat di mana Bumi mengelilingi Matahari sebagai bintang induknya.
Tak hanya bumi kita yang mengitari Galaksi ini, tapi planet-planet di tata surya kita lainnya.
Dalam galaksi Bimasakti juga ada benda-benda langit lain, seperti komet, bintang, asteroid, hingga sampah-sampah antariksa.
Matahari sebagai pusat tata surya kita berjarak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Galaksi Bimasakti.
Galaksi ini dikenal juga dengan nama Milky way, terlihat seperti bintang dan awan gas yang bercahaya membentang melintasi langit.
Diameter galaksi Bimasakti seluas 100.000 tahun cahaya dengan tebal sekitar 1.000 tahun cahaya.
Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana cara masyarakat kuno dulu berpikir tentang galaksi megah ini?
Menurut laman kompas.com, sebuah penelitian mengungkap bagaimana masyarakat Mesir Kuno melihat galaksi Bimasakti ini. Seperti apa pandangan mereka, ya?
Masyarakat Mesir Kuno Melihat Galaksi Bimasakti
Baca Juga: Berapa Waktu yang Diperlukan untuk Menjelajah Galaksi Bimasakti?
Pernahkah kamu bayangkan orang-orang sebelum kita juga pernah melihat penampakan galaksi Bimasakti di langit malam?
Tentu mereka mungkin bisa melihatnya lebih jelas karena teknologi dan pencemaran cahaya tak seperti sekarang.
Orang Mesir kuno diketahui suka memperhatikan langit malam.
Hal itu menjadi salah satu referensi dalam agama, kepercayaan, mitologi, hingga penunjuk waktu, Kids.
Para ahli sudah berhasil mengidentifikasikan teks dan mural di makam Mesir kuno yang menggambarkan bulan, planet, juga konstelasi bintang tertentu.
Menurut Ahli astrofisika yaitu Or Graur dari Universitas Portsmouth, orang Mesir kuno meyakini kalau galaksi Bimasakti menggambarkan dewi Nut, dewi langit dalam kepercayaan mereka.
Dewi Nut dalam kepercayaan Mesir kuno digambarkan tubuhnya dipenuhi bintang.
Dewi Nut bersuamikan Dewa Geb, dewa Bumi dalam kepercayaan Mesir kuno.
Peneliti melakukan analisis untuk mengungkap pandangan tentang galaksi Bimasakti menggunakan teks-teks Mesir kuno, salah satunya Kitab Nut.
Di dalamnya terdapat banyak bukti yang membahas tentang pergerakan bulan, Matahari, planet, juga siklus bintang.
Masyarakat Mesir kuno juga diketahui memperhatikan galaksi Bimasakti selama ribuan tahun dari berbagai lokasi di wilayah itu.
Baca Juga: Ada Berapa Banyak Galaksi yang Tersebar di Alam Semesta yang Luas?
Galaksi Bimasakti dilihat sebagai gambaran tubuh Dewi Nut.
Masyarakat Mesir kuno percaya kalau Dewi Nut berperan penting dalam proses terbit dan terbenamnya Matahari.
Matahari akan ditelan dalam terbenam di bagian Barat, sedangkan Matahari akan lahir dalam terbit di bagian Timur.
Dalam kitab Nut, kepala dan bagian belakang Dewi Nut diibaratkan seperti ufuk barat dan ufuk timur.
Bagian melintang dianggap seperti lengan yang miring, lengan kanan di barat laut, sedangkan lengan kiri ada di tenggara.
Jadi, masyarakat Mesir Kuno melihat galaksi Bimasakti sejak lama dan percaya kalau itu wujud Dewi langit mereka yaitu Dewi Nut.
Dewi Nut ini juga yang setiap hari menelan dan melahirkan Matahari di arah berbeda. Menarik ya gambarannya?
Pertanyaan: |
Berapa jauh jarak Matahari dengan pusat galaksi Bimasakti? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar