GridKids.id - Pada 8 April 2024 akan terjadi gerhana matahari total, Kids.
Gerhana matahari total ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Amerika Utara, lo.
Gerhana Matahari total adalah peristiwa alam ketika Bulan melintas di antara Bumi dan Matahari sehingga menutupi permukaan Matahari sepenuhnya.
Gerhana Matahari total terakhir terjadi pada 2017 silam dan melintasi Amerika Serikat, Kids.
Fenomena gerhana matahari total terjadi kira-kira tiap 18 bulan sekali di beberapa lokasi.
Ilmuwan dari Aberystwyth University bekerja sama dengan NASA Goddard Space Flight Center di Maryland dan California Institute of Technology di Pasadena untuk meneliti korona Matahari selama gerhana terjadi.
Selama gerhana terjadi, ada penelitian yang penting dilakukan oleh para ilmuwan terkait Matahari.
Para ilmuwan bisa jadi akan bisa mengungkap hal-hal yang masih jadi teka-teki tentang korona Matahari.
Korona adalah bagian terluar dari atmosfer Matahari yang dikenal juga dengan mahkota Matahari.
Hanya pada momen gerhana matahari total saja kita bisa melihat korona atau mahkota matahari, Kids. Kenapa begitu?
Ketika gerhana Matahari, korona Matahari terlihat jelas karena cahaya Matahari yang begitu kuat terhalang oleh posisi bulan yang ada di tengah-tengah Bumi dan Matahari.
Baca Juga: Ramai di Media Sosial, Benarkah Bumi Akan Gelap 3 Hari Karena Gerhana Matahari Total?
Fenomena Gerhana dan Korona Matahari
Selama gerhana Matahari total terjadi korona Matahari yang redup bisa terlihat dengan sangat jelas.
Jarak korona atau mahkota Matahari ini sangat dekat dengan Matahari.
Tanpa adanya gerhana, mengukur korona jadi fenomena yang sangat sulit, Kids.
Pengamat gerhana perlu menggunakan coronagraph, sebuah teleskop khusus yang dirancang untuk menghalangi cahaya langsung dari Matahari.
Ketika gerhana terjadi, pengukuran bisa lebih jelas daripada pengamatan menggunakan coronagraf canggih dari luar angkasa.
Para ilmuwan mencoba menyelidiki pemanasan pada korona yang makin menjauh dari Matahari malah makin panas bukannya makin menurun suhunya.
Tim peneliti menggunakan dua instrumen yaitu cip dan chils.
Cip adalah polarimeter pencitraan koronal yang mengambil gambar mahkota Matahari dengan polariser.
Sedangkan chils adalah spektrometer garis resolusi tinggi koronal yang bisa mengumpulkan spektrum resolusi tinggi, di mana cahaya dipisahkan jadi warna-warna komponennya.
Gambar Cip akan membantu ilmuwan mengukur sifat dasar korona, misalnya dengan memperhatikan kepadatannya.
Baca Juga: Peneliti NASA Catat Durasi Gerhana Matahari Terlama Sepanjang Sejarah, Seperti Apa?
Bahkan, Cip bisa membantu mengidentifikasi sumber aliran angin yang ada di atmosfer Matahari.
Terjadinya gerhana bisa membantu ilmuwan melihat sejauh mana struktur magnet yang dikenal dengan loop magnet tertutup berukuran besar yang memanjang di Matahari.
Gerhana Matahari Total tahun ini terjadi ketika aktivitas Matahari sedang tinggi-tingginya.
Inilah yang membuat peneliti bisa mengamati lontaran massa koronal / coronal mass ejection (CME).
CME merupakan awan besar plasma bermagnet yang keluar dari atmosfer Matahari ke luar angkasa.
CME bisa mempengaruhi infrastruktur yang ada di Bumi dan mengganggu fungsi satelit-satelit penting.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar