GridKids.id - Hai, Kids, kali ini kamu akan belajar materi Bahasa Indonesia kelas VII SMP.
Di artikel GridKids kali ini kamu diajak menganalisis informasi lisan di buku bahasa Indonesia kelas VII SMP hlm. 24-27 ada sebuah teks informasi lisan berjudul 'Jelajah Wae Rebo' karya Eugenia Rakhma Subarna.
Desa Wae Rebo adalah salah satu desa tradisional yang terletak di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Lokasi desa ini ada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Karena ada di tempat yang tinggi ini Desa Wae Rebo dijuluki sebagai Desa di Atas Awan.
Di Desa Wae Rebo ada rumah tradisional khas Manggarai yang dijuluki Mbaru Niang.
Nama Mbaru beati rumah, dan Niang berarti tinggi dan bulat.
Di kawasan Desa Wae Rebo ada tujuh Mbaru Niang yang menunjuk ke tujuh arah gunung di sekitaran desa.
Tujuh gunung itu diyakini oleh masyarakat sebagai pelindung desa.
Kepercayaan masyarakat Manggarai ini dianggap sebagai bukti kalau masyarakat sekitar sangat menghormati leluhur lewat pelestarian budayanya.
Mbaru niang terbuat dari beberapa jenis rumput, ijuk, juga serat-serat pohon palem.
Baca Juga: 15 Fakta Menarik Wae Rebo, Desa Tertinggi di Indonesia yang Selalu Diselimuti Kabut
Mengenal Mbaru Niang Khas Wae Rebo
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Mbaru Niang bisa membuat bangunan ini kuat dari terpaan hujan dan angin yang kencang.
Mbaru Niang enggak dipaku, dibangun dengan besi atau beton.
Bangunan tradisional ini dibangun dengan cara ditanam, diikat, dan dipasak.
Tiap bangunan Mbaru Niang punya lima tingkat, semuanya ditutupi atap dengan jendela kecil di tiap tingkatnya.
Tingkat pertama disebut dengan nama lutur, tempat tinggal penghuninya.
Ada juga perapian dan dapur di bagian tengah rumah.
Dapur di tingkat pertama berfungsi menahan serangan rayap, caranya dengan memanfaatkan asap ketika memasak.
Tingkat kedua dinamai lobo atau loteng.
Di tingkat ini makanan dan barang-barang keluarga disimpan.
Tingkat ketiga adalah lentar, dimana benih jagung dan tanaman bercocok tanam lain disimpan.
Baca Juga: Wae Rebo, Kampung Adat Atas Awan di Mata Antropolog, Antropologi XI SMA
Tingkat keempat disebut dengan lempa rae, menjadi tempat menyimpan cadangan makanan ketika panen enggak sesuai target.
Lalu, tingkat kelima dikenal dengan nama hekang kode.
Di tingkat teratas jadi tempat menaruh sesajian untuk para leluhur.
Hingga hari ini Mbaru Niang digunakan untuk berkumpul, melakukan ritual, dan berdoa tiap minggu pagi.
Pertanyaan: |
Kenapa Desa Wae Rebo dijuluki Negeri Di Atas Awan? |
Petunjuk, cek lagi halaman 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar