GridKids.id - Ilmuwan terus berusaha mengungkap misteri alam semesta.
Hal ini dilakukan dengan pencarian bintang-bintang tertua yang berasal dari era terbentuknya alam semesta kita.
Dilansir dari laman kompas.com, peneliti berhasil menemukan fakta terbaru tentang bintang tertua yang ditemukan manusia.
Bintang tertua di alam semesta ini ditemukan ada di sebelah galaksi kita, galaksi Bima Sakti.
Bintang tertua ini dinamai dengan LMC 119 dan posisinya tampak di Awan Magellan Besar yang mengorbit ke galaksi kita.
Bintang-bintang pertama di alam semesta kita enggak punya beragam bahan untuk proses pembentukannya.
Kebanyakan terbentuk dari awan hidrogen juga helium yang menyatu satu sama lain pasca big bang terjadi.
Dua materi inilah yang mengubah inti bintang jadi mesin fusi dan membuatnya berpijar di semesta hampa udara yang gelap.
Bintang-bintang tertua inilah yang mengubah hidrogen jadi helium lalu beralih jadi karbon dan materi-materi turunannya.
Ketika big bang terjadi dan bintang-bintang saling bertumbuk, unsur- unsur yang lebih berat lahir, Kids.
Unsur-unsur berat itulah yang nantinya akan membentuk generasi bintang selanjutnya.
Baca Juga: Makin Tua, Berapa Lama Lagi Bumi Bisa Dihuni oleh Makhluk Hidup?
Mencari Jejak Bintang Tertua di Alam Semesta
Bintang bisa diukur atau dihitung usianya dari sifat logam penyusunnya.
Logam yang lebih sedikit dalam komposisi bintang menandai kelahirannya yang lebih awal di semesta.
Makin banyak komposisi logam pada sebuah bintang berarti bintang itu adalah bintang muda.
Bintang-bintang awal atau tua lahir ketika jumlah logam di sekitarnya belum banyak, Kids.
Ilmuwan berhasil menemukan bintang-bintang generasi kedua.
Bintang-bintang itu punya komposisi logam yang sangat sedikit.
Terbentuknya bintang-bintang itu asalnya dari materi yang tersisa pasca ledakan bintang generasi pertama.
Dari debu-debu bintang yang menyebar luas di semesta, bintang-bintang generasi kedua terbentuk, Kids.
Bintang generasi kedua termasuk sangat langka karena perbandingannya 1: 100.000 bintang.
Bintang generasi kedua yang ditemukan di luar Bimasakti bisa jadi menyimpan jawaban tentang keberadaan materi di sekitar alam semesta dan persebarannya.
Baca Juga: Dipenuhi Bintang, Kenapa Ruang Angkasa Terlihat Sangat Gelap?
Ilmuwan dari Universitas Chicago memfokuskan pencarian bintang-bintang purba ekstragalaksi ke Awan Magellan Besar.
Awan Magellan besar merupakan satelit galaksi Bimasakti dan berjarak 160.000 tahun cahaya.
Di tempat inilah LMC 119 ditemukan, dengan komposisi berbeda dengan bintang generasi kedua Bimasakti yang ditemukan sebelumnya.
Bintang LMC 119 punya kandungan karbon dan besi yang jauh lebih sedikit, Kids.
Dari sinilah para peneliti berpendapat bahwa LMC 119 adalah bintang terrtua yang bisa ditemukan manusia, setidaknya saat ini.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar