Burung Predator Raksasa dari Pulau Seymour
Sebelum temuan burung ini, sudah banyak fosil mamalia berukuran kecil yang sering ditemukan di Pulau Seymur.
Namun, kali itu peneliti berhasil menemukan dua fosil cakar berukuran 8 sentimeter.
Dugaan awalnya, peneliti mengira kalau cakar itu milik burung teror, seekor burung besar yang enggak bisa terbang.
Burung teror biasanya dipergunakan untuk menggambarkan burung-burung yang masuk kelompok famili Phorusrhacidae yang sudah punah.
Selama masih eksis, burung-burung yang masuk famili ini dianggap sebagai karnivora yang aktif dan bergerak cepat.
Namun, hanya dengan temuan ceker itu enggak cukup bagi peneliti untuk memasukkan fosil itu ke dalam kategori Phorusrhacidae.
Peneliti juga memperkirakan kalau burung teror ini punya tinggi sekitar 2 meter dengan beratnya sekitar 100 kilogram.
Burung teror biasa makan vertebrata yang ukurannya antara kecil hingga sedang, misalnya hewan-hewan seperti babi dan rusa.
Cakar burung ini berukuran besar dengan paruh yang tajam dan bengkok sehingga cocok untuk menjatuhkan mangsanya.
Fakta bahwa pulau-pulau di Antarktika mengalami erosi membuat peneliti haus terus berusaha mengungkap fosil-fosil baru tiap tahunnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,IFL Science,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar