GridKids.id - Salah satu contoh bentuk simbiosis parasitisme adalah sapi dan cacing hati.
Simbiosis parasitisme termasuk bentuk interaksi yang akan dihindari oleh seluruh makhluk hidup yang merasa dirugikan.
Simbiosis parasitisme, yaitu bentuk hubungan yang terjadi antara dua makhluk hidup yang salah satunya mendapatkan keuntungkan, sedangkan yang lainnya mendapatkan kerugian.
Pada interaksi simbiosis parasitisme, makhluk hidup yang mendapatkan keuntungan disebut parasit.
Sementara makhluk hidup yang mendapatkan kerugian ialah sang inang, ya.
Parasit merupakan berbagai mikroorganisme penyakit yang hidup pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Bersumber dari kompas.com, parasit akan mengambil zat atau nutrisi yang diperlukannya untuk tumbuh, sedangkan inang yang dimanfaatkan akan dirugikan.
Nah, kerugian dalam hal ini bisa berupa alergi, luka, kelayuan, kerusakan organ, dan kelumpuhan.
Diketahui sapi dan cacing akan menghasilkan hubungan yang enggak menguntungkan bagi sapi.
Yuk, simak informasi di bawah ini untuk mengetahui seperti apa bentuk simbiosis parasitisme antara sapi dan cacing hati, Kids!
Simbiosis Parasitisme antara Sapi dan Cacing Hati
Baca Juga: 4 Contoh Simbiosis Parasitisme serta Perbedaannya dengan Simbiosis Komensalisme
Cacing hati adalah jenis parasit yang hidup di dalam saluran pencernaan inangnya. Sapi adalah salah satu inang utama bagi cacing hati, lo.
Cacing hati bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada sapi, termasuk penurunan berat badan, penurunan produksi susu, dan gangguan pencernaan.
Proses infeksi cacing hati pada sapi dimulai ketika sapi mengonsumsi rumput atau air yang terkontaminasi oleh telur cacing hati.
Telur ini kemudian menetas di dalam usus sapi, menghasilkan larva yang menembus dinding usus dan mencapai aliran darah.
Larva tersebut kemudian bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh sapi, membentuk cacing hati dewasa yang dapat hidup di usus sapi.
Simbiosis parasitisme antara sapi dan cacing hati bisa memiliki dampak serius pada kesehatan sapi.
Cacing hati bisa merugikan inangnya dengan mengonsumsi nutrisi yang seharusnya diserap oleh sapi.
Akibatnya, sapi mungkin mengalami penurunan berat badan, kelelahan, dan penurunan produksi susu.
Infeksi yang parah bahkan bisamenyebabkan kerusakan pada organ internal sapi.
Untuk mengatasi masalah parasitisme ini, peternak sapi biasanya mengimplementasikan berbagai strategi pengendalian.
Baca Juga: 3 Bentuk Simbiosis Komensalisme antara Burung dan Pohon, Seperti Apa?
Ini termasuk pemberian obat cacing untuk membunuh cacing hati dewasa dan larva, pembersihan kandang secara teratur, serta praktik manajemen penggembalaan yang baik untuk menghindari kontaminasi lingkungan.
Selain berdampak pada kesehatan sapi, simbiosis parasitisme ini juga memiliki dampak pada lingkungan.
Telur cacing hati yang dieliminasi oleh sapi dapat mencemari tanah dan air sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk siklus hidup cacing hati.
Oleh karena itu, pengelolaan limbah ternak yang baik juga menjadi faktor penting dalam pengendalian parasitisme ini.
Demikianlah informasi tentang bentuk simbiosis parasitisme antara sapi dan cacing hati ya, Kids.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar