GridKids.id - Tahukah kamu? Pemberantasan serangga di sawah bisa mendatangkan dampak negatif, lo.
Tak jarang, serangga dianggap sebagai hewan pengganggu sehingga keberadaannya enggak diinginkan.
Selain termasuk kelas besar dalam filum artropoda, serangga juga memiliki kemampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan ekosistem pertanian.
Sawah merupakan salah satu ekosistem buatan yang dimanfaatkan oleh manusia untuk menanam tanaman padi.
Nah, selain sebagai ekosistem buatan, sawah juga menjadi tempat tinggal dari beberapa makhluk hidup, lo.
Ekosistem sawah adalah ekosistem di daratan yang dibuat untuk menjadi lahan pertanian, Kids.
Ekosistem ini juga memiliki sejumlah komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
Diketahui pada ekosistem sawah, tanaman padi sebagai komponen biotik yang memiliki peran sebagai produsen.
Sementara serangga berperan sebagai konsumen tingkat I yaitu hewan herbivora. Pada tingkatan selanjutnya kata jadi konsumen ke II.
Sering kali petani menggunakan pestisida dan metode pemberantasan serangga lainnya untuk melindungi tanaman mereka dari serangan hama.
Meski tujuan utama dari pemberantasan serangga adalah untuk meningkatkan hasil pertanian, tindakan tersebut juga bisa memiliki dampak negatif terhadap ekosistem sawah.
Baca Juga: 5 Peran Katak bagi Ekosistem dan Rantai Makanan serta Penjelasannya
Pada artikel ini GridKids akan mencari tahu apa saja dampak dari pemberantasan serangga bagi ekosistem sawah, yuk, simak informasi di bawah ini!
1. Kerusakan pada Keanekaragaman Hayati
Pemberantasan serangga bisa menyebabkan penurunan populasi serangga yang tak hanya merugikan tanaman tetapi juga berperan sebagai komponen penting dalam rantai makanan.
Keanekaragaman hayati di ekosistem sawah bisa terganggu, karena serangga merupakan makanan bagi berbagai jenis burung, amfibi, dan mamalia.
Penurunan populasi serangga bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup spesies lain.
2. Resistensi Serangga
Penggunaan pestisida secara berlebihan bisa menyebabkan resistensi serangga terhadap zat kimia tertentu.
Serangga yang resisten bisa berkembang biak lebih cepat dan populasi serangga yang seharusnya terkendali menjadi sulit diatasi.
Hal ini bisa memicu penggunaan pestisida yang lebih banyak lagi, membentuk siklus yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
3. Pencemaran Lingkungan
Baca Juga: 10 Hewan Paling Beracun di Dunia, Ada Katak hingga Ikan Buntal
Pestisida yang digunakan untuk pemberantasan serangga bisa mencemari tanah, air, dan udara di sekitar ekosistem sawah.
Pencemaran ini bisa memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan manusia, fauna, dan flora.
Selain itu, residu pestisida yang masuk ke dalam air tanah bisa merusak ekosistem perairan dan mengancam keberlanjutan sumber daya air.
4. Gangguan pada Siklus Nutrien
Serangga juga berperan dalam mendaur ulang bahan organik dan menguraikan sisa tanaman.
Pemberantasan serangga bisa mengganggu siklus nutrien alami di sawah karena penurunan aktivitas dekomposisi dan penguraian bahan organik.
Akibatnya, kesuburan tanah bisa menurun, memengaruhi kualitas tanah dan produktivitas sawah.
5. Ketahanan Terhadap Penyakit Menurun
Serangga dalam ekosistem sawah enggak hanya berfungsi sebagai hama tanaman, tetapi juga sebagai pemakan mikroorganisme penyebab penyakit.
Pemberantasan serangga yang enggak selektif bisa mengurangi jumlah serangga yang membantu mengendalikan populasi patogen tanaman.
Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit tanaman yang bisa merugikan produksi pangan dan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi IPA Kelas 7: Ekosistem Sawah dan Permasalahannya
Demikianlah informasi tentang apa saja dampak negatif pemberantasan serangga bagi ekosistem sawah ya, Kids.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar