GridKids.id - Pemerintah mengupayakan peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
Di tengah proses pembangunan yang sedang dilakukan tersebut, muncul sebuah pertanyaan yang cukup penting, yakni “Bagaimana cara mengukur keberhasilan dari sebuah pembangunan?”
Ya, kita dapat melihat dua indikator yang paling banyak digunakan sebagai tolak ukur pembangunan oleh negara-negara di dunia.
Dua indikator tersebut adalah pertumbuhan ekonomi dan kualitas kehidupan manusia. Mari kita pelajari kedua indikator tersebut.
Pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila tingkat produktivitas ekonomi masyarakatnya cukup tinggi.
Tingkat produktivitas yang dimaksud adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat di suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
Sederhananya, jumlah produktivitas ditentukan oleh seberapa besar masyarakat melakukan transaksi ekonomi, baik dalam bentuk jual beli barang maupun jasa.
Jumlah produktivias seluruh penduduk yang tinggal di suatu negara disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP), sementara jika ditambah dengan penduduknya yang bekerja di luar negeri disebut dengan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara kemudian dihitung dari tingkat perkembangan GDP setiap tahun dengan cara membuat persentase dari selisih angka pertumbuhannya.
Selain digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, GDP juga dapat digunakan untuk mengukur kekayaan rata-rata dari sebuah negara.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Inflasi dalam Perekonomian Global, Materi Ekonomi Kelas XI SMA
Kekayaan rata-rata atau pendapatan per kapita dihitung dari jumlah GDP dibagi jumlah penduduk di suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan peningkatan GDP menjadi acuan umum dalam menilai kemajuan pembangunan sebuah negara.
Namun, indikator tersebut belum menunjukkan apakah pertumbuhan yang terjadi sudah dirasakan masyarakatnya secara merata atau tidak.
Oleh karenanya, pemerataan pendapatan menjadi hal yang penting dilakukan seiring usaha untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Berangkat dari hal tersebut, pemerintah melakukan redistribusi pendapatan atau menyalurkan kembali pendapatan dari masyarakat berpenghasilan tinggi kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Redistribusi ini umum dilakukan dalam bentuk pemungutan pajak.
2. Kualitas Kehidupan
Indikator pertumbuhan ekonomi yang sering digunakan sebagai tolok ukur pembangunan oleh lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund) kemudian dilengkapi dengan indikator kualitas kehidupan yang memasukkan dimensi sosial.
Indikator tersebut dinamakan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI).
IPM menjadi tolok ukur pembangunan yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNDP (United Nations Development Programme). UNDP merilis dokumen Laporan Pembangunan Manusia setiap tahun.
IPM mengacu pada tiga komponen, yakni tingkat harapan hidup pada saat kelahiran, tingkat pencapaian pendidikan untuk SD, SMP, dan SMA, serta tingkat pendapatan per kapita.
Tingkat harapan hidup saat kelahiran mencerminkan kualitas kesehatan rata-rata di masyarakat, rata-rata lama bersekolah mencerminkan tingkat partisipasi pendidikan, sementara pendapatan per kapita mencerminkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga: 4 Manfaat Aktivitas Ekspor bagi Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara
Nah, itulah tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu negara.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar