Kalimat opini sering kali mengandung ungkapan yang mengevaluasi atau menilai suatu topik.
Contohnya: 'Menurut saya', 'Saya rasa', 'Saya pikir', 'Bagus', 'Buruk', 'Menarik', dan sejenisnya.
3. Tak Bisa Dibuktikan Secara Fakta atau Data yang Objektif
Isi dari kalimat opini cenderung sulit atau bahkan enggak bisa diverifikasi dengan fakta atau data yang bisa diterima secara umum.
Meskipun mungkin didasarkan pada informasi atau pengalaman, kalimat opini tetaplah merupakan interpretasi pribadi.
4. Berpotensi Memengaruhi Pendapat
Kalimat opini sering digunakan dalam argumen persuasif atau untuk memengaruhi pandangan pembaca terhadap suatu hal.
Oleh karena itu, kalimat opini bisa muncul dalam teks yang bersifat persuasif, seperti esai, editorial, atau ulasan.
5. Tak Berlaku Secara Universal
Kalimat opini hanya mencerminkan pandangan individu tertentu dan enggak bisa dijadikan sebagai kebenaran yang universal.
Baca Juga: Cara Membedakan Kalimat Fakta dengan Kalimat Opini, Sudah Tahu?
Source | : | gramedia.com,katadata.co.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar