Bioluminesensi terjadi karena interaksi antara dua komponen kunci, yakni luciferin dan luciferase.
Luciferin adalah molekul yang mengandung oksigen dan nitrogen yang ditemukan di sel-sel khusus organisme bioluminesensi.
Sementara luciferase, yakni enzim yang dihasilkan oleh organisme ini mengkatalisis reaksi antara luciferin, oksigen, dan senyawa lain sehingga menghasilkan cahaya, karbon dioksida, dan air sebagai produk samping.
Reaksi ini terjadi dalam organel khusus yang disebut fotofora ya, Kids.
Oksigen merupakan komponen kunci dalam proses bioluminesensi.
Organisme bioluminesensi membutuhkan oksigen untuk membantu mengaktifkan reaksi kimia antara luciferin dan luciferase.
Oksigen diambil dari lingkungan sekitar, baik itu udara untuk organisme darat atau air untuk organisme laut.
Baca Juga: Mengenal The Milky Sea, Fenomena Alam Langka saat Air Laut Menjadi Bercahaya
Selain oksigen, beberapa organisme bioluminesensi menggunakan ion logam seperti magnesium atau kalsium sebagai katalisator dalam reaksi bioluminesensi.
Diketahui ion logam ini membantu meningkatkan efisiensi reaksi dan intensitas cahaya yang dihasilkan ya, Kids.
Faktor lingkungan seperti suhu, tekanan, dan ketersediaan makanan juga memengaruhi fenomena bioluminesensi.
Source | : | Kompas.com,britannica.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar