Istilah "Jawadwipa" berasal dari sejarah kuno dan literatur klasik, terutama dalam teks-teks kuno seperti naskah-naskah Hindu dan Buddha.
Jawadwipa dalam bahasa Sanskerta merupakan gabungan dari dua kata, yakni Jawa yang merujuk kepada pulau itu sendiri sedangkan Dwipa yang berarti pulau.
Pulau Jawa memiliki sejarah panjang yang terkait dengan pengaruh Hindu dan Buddha yang kuat pada masa lampau.
Bahasa Sanskerta adalah salah satu bahasa klasik yang digunakan di kawasan ini dan memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya dan nama-nama tempat di pulau Jawa.
Dalam konteks sejarah, penggunaan istilah "Jawadwipa" berkaitan dengan penamaan dan persepsi Pulau Jawa oleh para pelaut, penjelajah, dan penganut agama Hindu dan Buddha pada masa lalu.
Mereka menggunakan bahasa Sanskerta sebagai bahasa klasik yang luas digunakan pada zaman tersebut.
Bersumber dari nasional.kompas.com, nama Jawa saat ini diambil dari nama yang diberikan oleh nenek moyang terdahulu, yakni Jawadwipa yang berarti pulau yang makmur akan padi.
Istilah Jawadwipa juga disebut dalam epik Hindu Ramaya yang mengatakan bahwa, "Jawadwipa dihias tujuh kerajaan, Pulau Emas dan Perak".
Bahkan pulau ini juga disebut sebagai salah satu bagian yang memegang peran penting bagi kelangsungan bumi, ya.
Menurut sejarah, Jawadwipa ialah kerajaan dewa pertama di Pulau Jawa yang berada di Gunung Gede, Merak.
Baca Juga: Pernah Jadi Bagian Indonesia, Ini Alasan Timor Leste Dijuluki Bumi Loro Sae #AkuBacaAkuTahu
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar