GridKids.id - Kids, dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial kita sering mendengar istilah negara dunia ketiga.
Ya, istilah tersebut muncul selama masa perang dingin untuk menggambarkan negara-negara yang tak terlibat dalam konflik geopolitik antara NATO (blok kapitalis yang dipimpin oleh Amerika Serikat) dan Blok Komunis (yang dipimpin oleh Uni Soviet).
Apa yang dimaksud negara dunia ketiga?
Istilah "negara dunia ketiga" adalah istilah lama yang awalnya digunakan selama Perang Dingin untuk mengklasifikasikan negara-negara di dunia berdasarkan aliansi politik mereka.
Pada masa itu, ada dua aliansi utama yang bersaing, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Negara-negara yang tidak termasuk dalam salah satu dari dua aliansi ini disebut sebagai "negara dunia ketiga."
Dalam konteks ini, "negara dunia ketiga" merujuk kepada negara-negara yang tidak terlibat dalam Perang Dingin dan biasanya berada di luar konflik geopolitik antara Blok Barat dan Blok Timur.
Namun, istilah ini menjadi usang seiring berakhirnya Perang Dingin pada awal 1990-an.
Seiring berjalannya waktu, istilah "negara dunia ketiga" telah berubah maknanya dan digunakan dengan berbagai cara.
Saat ini, itu sering digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang masih menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan politik, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, kurangnya akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan, dan masalah lainnya.
Namun, istilah ini juga dianggap kadaluwarsa dan dihindari oleh banyak orang, karena dianggap merendahkan atau terlalu umum.
Baca Juga: Memahami Ciri-Ciri Negara Maju dan Negara Berkembang, Apa Saja?
Lebih umumnya, istilah "negara berkembang" atau "negara dunia ketiga" telah diganti dengan istilah yang lebih spesifik dan tepat guna seperti "negara-negara berpendapatan rendah" atau "negara-negara dalam pembangunan" untuk menggambarkan kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut.
Negara dunia ketiga atau yang sekarang dianggap negara berkembang sangat bervariasi dan sangat tergantung pada wilayah dan konteks sejarah masing-masing.
Namun, ada beberapa tren umum yang bisa dilihat dalam perkembangan sejarah banyak negara di dunia ketiga, termasuk:
1. Kolonialisme
Banyak negara di dunia ketiga mengalami masa kolonialisme oleh kekuatan Eropa selama berabad-abad.
Pemerasan sumber daya alam dan eksploitasi penduduk asli oleh penjajah telah berdampak besar pada perkembangan ekonomi, sosial, dan politik di negara-negara ini.
2. Dekolonisasi
Setelah Perang Dunia II, banyak negara di dunia ketiga mendapatkan kemerdekaan mereka dari penjajah Eropa.
Proses dekolonisasi sering kali sulit dan penuh konflik, dengan implikasi jangka panjang terhadap stabilitas politik di banyak negara.
3. Perubahan sosial dan ekonomi
Baca Juga: Daftar Negara Maju dan Berkembang di Wilayah Australia dan Oceania
Negara-negara dunia ketiga sering mengalami perubahan sosial dan ekonomi yang cepat selama abad ke-20.
Urbanisasi, industrialisasi, dan pertumbuhan populasi adalah beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan ekonomi dan sosial di negara-negara ini.
4. Masalah pembangunan
Banyak negara di dunia ketiga masih menghadapi tantangan pembangunan, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, kurangnya akses ke layanan kesehatan dan pendidikan, serta ketidakstabilan politik.
Perlu diingat bahwa istilah "negara dunia ketiga" adalah kategori yang sangat umum dan kadang-kadang digunakan dengan cara yang merendahkan atau mengabaikan keragaman dan dinamika unik di antara negara-negara ini.
Lebih baik menggunakan istilah seperti "negara berkembang" atau "negara dengan pendapatan rendah" untuk merujuk pada negara-negara ini.
Hal tersebut karena mereka mencerminkan situasi dan kondisi yang lebih aktual dan bervariasi di berbagai negara di seluruh dunia.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar