GridKids.id - Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terus mendukung umat manusia menemukan hal-hal baru di ruang angkasa.
Salah satu bentuk temuan ruang angkasa yang terus digali oleh para peneliti adalah temuan eksoplanet.
Eksoplanet adalah planet yang mengorbit bintang lain selain Matahari, pusat tata surya kita.
Kali ini kamu akan diajak melihat salah satu eksoplanet yang disebut punya kemungkinan jadi rumah baru untuk penduduk Bumi di masa depan, yaitu planet K2-18b.
Planet ini ditemukan oleh teleskop Kepler di 2015 silam mengorbit bintang kerdil merah di rasi Leo.
Planet K2-18b mengorbit pada bintang merah temaram yang ukurannya lebih kecil dari Matahari kita.
Planet K2-18b berjarak sekitar 120 tahun cahaya yang kini jadi salah satu planet yang jaraknya relatif dekat dengan Bumi kita.
Setahun di planet K2-18b sama dengan 33 hari di Bumi, itu berarti hanya butuh 33 hari untuk planet K2-18b untuk berevolusi pada bintang yang diorbitinya.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa planet K2-18b punya potensi sebagai planet lautan dengan atmosfer yang kaya akan hidrogen.
Selain hidrogen, ditemukan juga kandungan metana dan karbon dioksida di eksoplanet satu ini.
Lalu, benarkah ada potensi kehidupan di planet K2-18b ini?
Baca Juga: Mengenal TOI 700 e, Planet Seukuran Bumi Laik Huni Temuan NASA
Potensi Kehidupan di Planet K2-18b
Ilmuwan menemukan adanya kandungan dimetil sulfida pada atmosfer planet K2-18b.
Kandungan gas ini ternyata mengindikasikan adanya kehidupan di exoplanet satu ini.
Di planet kita, senyawa atau gas dimetil sulfida dihasilkan dari adanya kehidupan, utamanya dari fitoplankton yang ada di lautan.
Dari sini muncul pertanyaan menarik tentang mungkinkan ada kehidupan di planet luar tata surya kita?
Temuan hidrogen, metana, dan karbon dioksida di atmosfer planet K2-18b membuat eksoplanet ini masuk ke kelompok dunia Hycean.
Julukan dunia Hycean diberikan pada planet dengan atmosfer kaya hidrogen yang lautannya memungkinkan adanya kehidupan.
Meski diperkirakan punya potensi kehidupan, planet K2-18b enggak mirip dengan Bumi kita, Kids.
Hal ini terkait dengan kondisi iklim di eksoplanet ini yang rentan peningkatan suhu ekstrem.
Tak adanya awal tebal bisa menyebabkan lautannya bisa jadi atmosfer yang diselimuti uap, Kids.
Atmosfer planet K2-18b yang terlalu dangkal juga bisa rentan hilang seiring waktu.
Akibatnya, ada batasan lautan bisa dihuni dan kapan lautan enggak aman lagi untuk jadi tempat hidup.
Baca Juga: Terbentang Luas, Ini 7 Fakta Menarik Luar Angkasa yang Harus Kamu Tahu
Planet K2-18b punya perbedaan yang jelas dengan Bumi, misalnya dari ukurannya yang 8-9 kali lebih besar.
Bintang katai merah yang diorbiti K2-18b juga lebih dingin dan redup daripada Matahari kita.
Di 2019 silam, planet K2-18b sempat dianggap sebagai planet berbatu yang masuk kategori layak huni.
Anggapan itu mempertimbangkan jarak antara bintang induk dengan planet ini yang memungkinkan air bisa tetap dalam bentuk cair di permukaannya.
Jika memang seiring waktu nantinya anggapan itu luntur, fakta bahwa ada potensi kehidupan di eksoplanet akan jadi temuan yang sangat berguna bagi ilmu pengetahuan manusia.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar