GridKids.id - Hai, Kids, pada artikel kali ini kamu akan diajak belajar bersama tentang materi Belajar dari Rumah (BDR) Sejarah Kelas XI SMA.
Di artikel sebelumnya kamu sudah belajar bersama tentang perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pasca kekalahan Jepang oleh sekutu membuat para golongan muda untuk mendesak golongan tua untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Setelah Mr. Ahmad Subardjo dan Wikana mencapai kesepakatan pelaksanaan proklamasi dilaksanakan di Jakarta, dukungan datang dari salah satu petinggi Jepang.
Petinggi Jepang yang mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Laksamana Muda Tadashi Maeda yang membiarkan tempat tinggalnya jadi tempat pertemuan dan menjamin keselamatan tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan proklamasi ini.
Kesepakatan itu membuat Ahmad Subarjo ditemani oleh Yusuf Kunto berangkat ke Rengasdengklok untuk menjemput Sukarno dan Hatta.
Ketika rombongan itu sampai ke Rengasdengklok, hari sudah mulai gelap.
Di tempat itu, Ahmad Subarjo berhasil meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi akan diumumkan di 17 Agustus 1945.
Jaminan dari Ahmad Subarjo, akhirnya Sukarno-Hatta dilepaskan oleh para pemuda dan dibawa pulang ke Jakarta dan sampai di malam harinya.
Rengasdengklok menjadi bukti bahwa ada perbedaan pendapat meski punya tujuan yang sama.
Para pemuda melihat kemerdekaan sudah di depan mata dan harus dijemput secepatnya, sedangkan golongan tua melihat ada hal-hal yang harus dipertimbangkan karena Jepang masih punya kekuataan dan angkatan bersenjata di Indonesia.
Baca Juga: Peristiwa Rengasdengklok, Kisah Penculikan Sebelum Indonesia Merdeka
Proses Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan
Sukarno-Hatta menyempatkan pulang ke rumah masing-masing sebelum berangkat lagi ke rumah Laksamana Maeda.
Bung Hatta meminta Bapak Ahmad Subarjo untuk menghubungi anggota PPKI yang berkumpul di Jakarta untuk datang ke rumah
Laksamana Maeda di tengah malam untuk melakukan persiapan proklamasi.
Sesampainya di rumah Laksamana Maeda, Sukarno-Hatta berencana menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan.
Namun, Nishimura enggak bisa memberikan jawaban pasti, karena situasi jepang yang sulit.
Jepang sudah menyerah dan diperintahkan menjaga status quo sehingga enggak bisa mewujudkan janji kemerdekaan untuk Indonesia.
Jenderal Nishimura terkesan membiarkan para pemimpin Indonesia untuk melanjutkan rencana proklamasi kemerdekaan ini.
Tanpa dukungan resmi Jepang, Sukarno-Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda dengan kecewa.
Namun, proklamasi kemerdekaan Indonesia tetap harus dilakukan, terlepas dari ada atau enggak adanya dukungan resmi pihak Jepang.
Kediaman Maeda sudah berkumpul para anggota PPKI, para pemuda dan anggota Chuo Sangiin (Dewan Pertimbangan Pusat).
Meski begitu, enggak semua orang yang hadir terlibat dalam perumusan draf awal naskah proklamasi kemerdekaan.
Baca Juga: Sempat Dibuang, Ini 12 Fakta Menarik Naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Di situ ada lima orang yang terlibat, yaitu Sukarno, Hatta, Ahmad Subarjo, Sukarni, dan Sayuti Melik.
Pertanyaan: |
Siapakah tokoh yang menemani Bapak Ahmad Subardjo menjemput Soekarno-Hatta di Rengasdengklok? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar