GridKids.id - Kids, apakah kamu salah satu penggemar film horor?
Genre film horor termasuk yang banyak digemari di Indonesia, lo.
Hal ini juga banyak film horor yang diproduksi tiap tahunnya, mengangkat berbagai tema yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Tapi, tahukah kamu kebiasaan menonton film horor bisa membawa dampak bagi kesehatan penggemarnya?
Beberapa anak yang punya kesukaan menonton film atau konten seram hingga membaca kisah misteri disebut punya risiko mengalami kecemasan atau takut pada hantu dan monster.
Hal ini ternyata bisa memicu mimpi buruk dan mengganggu waktu tidur anak, lo.
Padahal seperti yang kamu tahu, anak-anak membutuhkan waktu tidur lebih lama untuk mencukupi kebutuhan tidur setiap harinya.
Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan anak-anak, baik fisik maupun otaknya.
Jadi, apakah sebaiknya anak-anak enggak menonton film horor sama sekali?
Lalu, apa sajakah dampak negatif dari kebiasaan menonton film horor pada anak-anak?
Yuk, simak sama-sama uraian lengkap poin-poinnya di bawah ini, Kids.
Baca Juga: Studi Ilmiah Ungkap Film Horor Bisa Bakar Kalori, Benarkah Begitu?
Dampak Negatif Kebiasaan Nonton Film Horor bagi Anak-Anak
1. Risiko Agresif
Anak-anak begitu mudah meniru apa yang dilihatnya dari orang dewasa di sekitarnya.
Anak-anak bahkan bisa belajar dengan cepat, meniru apa yang dilihatnya di televisi atau video.
Namun, adegan kekerasan atau seram yang ada di film horor harusnya belum boleh ditonton anak-anak.
Anak-anak yang suka menonton film horor bisa berlaku agresif atau melakukan kekerasan sepanjang waktu.
Hal ini bisa membuat anak-anak enggak memahami konsekuensi jika melakukannya pada keluarga, teman, atau orang lain.
2. Potensi Gangguan Mental
Anak-anak termasuk kelompok umur yang rentan mengalami gangguan kesehatan mental.
Hal ini diketahui dari pernyataan Dr. Daniel S. Schechter yang mencatat kalau anak-anak yang punya kebiasaan menonton horor akan lebih mudah cemas hingga mengalami gangguan tidur.
Inilah kenapa sebaiknya anak-anak enggak menonton film horor selama masa pertumbuhannya.
Baca Juga: Tak Hanya Mengurangi Stres, Inilah 6 Penyebab Banyak Orang Suka Menonton Film Horor
Tak lepas dari kemungkinan bahwa kebiasaan melihat visualisasi film horor yang seram bisa memicu imajinasi anak-anak jadi negatif.
3. Kesulitan Bedakan Fiksi dan Realita
Sebuah penelitian ilmiah yang dilakaukan oleh Dr. Joanne Cantor dan Dr. Kristen Harrison dari University of Michigan mencatat anak-anak yang enggak berniat menonton horor tapi ditemani orang lain bisa punya efek ketakutan yang enggak mudah hilang.
Efek karena rasa takut yang muncul ini bisa membuat anak-anak merasa takut mati, takut kehilangan kendali, hingga perasaan yang semu dan enggak sesuai dengan kondisinya.
4. Cenderung Terus Mengingat Hal-Hal Seram
Film horor sangat memengaruhi seorang anak.
Hal seram dan ngeri yang mengganggu selama film berlangsung bisa membuat anak-anak menutup wajahnya.
Anak-anak yang enggak mampu menanggung film horor akan menangis dan terbayang-bayang sepanjang waktu.
Jika sudah begini sebaiknya anak-anak enggak diberi akses untuk melihat film horrror sebelum anak cukup umur.
5. Mati Rasa
Tak hanya diliputi scene yang seram dan meneror penonton, film horor bisa menunjukkan kekerasan, lo.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Gangguan Tidur, Ketahui 3 Dampak Negatif Terlalu Sering Menonton Film Horor
Kekerasan yang dilihat anak-anak bisa membawa dampak negatif pada seseorang untuk memilih punya belas kasihan terhadap orang lain.
Ini bisa menjadi sesuatu yang sederhana seperti tertawa ketika ada teman yang jatuh bukannya langsung membantunya.
Sikap ini bisa digolongkan sebagai bentuk mati rasa secara emosional.
Nah, Kids, itulah tadi beberapa dampak negatif jika kamu punya kebiasaan menonton film horor yang seram.
Jadi, jika kamu punya kebiasaan menonton film horor, sebaiknya mulai kurangi supaya enggak memengaruhi kesehatan mentalmu.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar