GridKids.id - Halo, Kids, di artikel Belajar dari Rumah (BDR) materi Sejarah XI SMA kali ini kamu akan melanjutkan tentang pembahasan akhir era kolonial di Hindia Belanda.
Di artikel sebelumnya kamu sudah belajar bersama tentang era great depression atau Krisis ekonomi global di tahun 1930.
Nah, kali ini kamu akan masuk ke pembahasan tentang wabah dan penyakit yang terjadi di Nusantara dan Hindia Belanda.
Sebuah naskah tertua yang mengisahkan wabah penyakit yang terjadi di Nusantara berasal dari sebuah lontar kuno dalam aksara Bali dan Jawa Kuno yang bertuliskan angka tahun 1462 Saka atau 1540 M.
Naskah Calon Arang menceritakan dengan jelas tentang sebuah wabah penyakit, Kids.
Calon Arang diperkirakan hidup pada era Raja Airlangga berkuasa di abad ke 11 M di Jawa Timur.
Berbeda dengan era modern, wabah yang terjadi pada masa itu digambarkan sebagai peristiwa magis dan sebuah kutukan untuk rakyat di sebuah negeri.
Hal ini berbeda ketika sudah masuk era pengaruh Islam dan kolonial, sumber sejarah terkait wabah menjadi semakin lengkap.
Tak hanya berasal dari dalam negeri, ada banyak catatan dan naskah asing yang membahas dan menyimpan sejarah di dalamnya.
Sumber-sumber yang tersebar itu saling melengkapi satu sama lain sehingga bisa kita susun dengan baik, Kids.
Dalam catatan para penjelajah misalnya, dituliskan tentang wabah penyakit yang pernah terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Akhir Era Kolonial: Great Depression, Terjadinya Krisis Ekonomi Global, Sejarah XI SMA
Catatan Tentang Wabah Penyakit di Nusantara
1. Anthony Reid
Dalam bukunya yang berjudul Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 140-1680 dijelaskan tentang kaitan perdagangan antarbangsa lewat jalur maritim bisa menjadi salah satu alasan persebaran berbagai penyakit.
Sumber sejarah Portugis dan Spanyol menyebut bahwa cacar adalah penyakit yang paling ditakuti di Asia Tenggara dan banyak memicu kematian.
Wabah cacar juga pernah dialami oleh penduduk Maluku di 1558.
Tak hanya di Maluku, penduduk Banten dan Jawa Tengah di 1622-1623 bisa menghadapi wabah besar berupa penyakit dada yang bisa menyebabkan banyak kematian masyarakat.
Ketika itu sepertiga penduduk Banten dan dua pertiga penduduk Jawa Tengah meninggal dunia.
Di Makassar pada 1636 juga pernah terjadi serangan wabah epidemi yang kejadiannya berlangsung selama 40 hari dan menyebabkan 60.000 orang tewas.
Di Pulau Jawa pada tahun 1643-1644 kembali terjadi wabah penyakit yang menyebabkan ratusan orang meninggal setiap harinya.
Pada 1665 diceritakan juga tentang wabah penyakit yang terjadi di Makassar, Bali, Jawa, dan Sumatra.
Jumlah korban terbanyak berasal dari Jawa dan Makassar.
2. De Graaf
Pada 1625-1630 sempat terjadi wabah penyakit luar biasa yang terjadi di Indonesia.
De Graaf menjelaskan wabah itu membunuh dua pertiga penduduk Jawa Tengah pada 1626.
Penyakit yang dulu menyerang wilayah ini adalah penyakit yang sekarang kita kenal dengan Tuberculosis (TBC).
3. Surat Kabar De Sumatra Post
Masuk ke abad 20, Hindia Belanda menghadapi kasus kematian akibat wabah.
Sepanjang 1910-1936 ada puluhan ribu orang meninggal akibat wabah pes di Pulau Jawa.
Di 1918-1919, wabah Influenza yang dikenal dengan Flu Spanyol menyebar di seluruh Jawa hingga ke wilayah Indonesia bagian timur.
Tercatat ada 1,5 juta orang yang meninggal akibat wabah yang satu ini.
De Sumatra Post edisi 11 Desember 1920 menjelaskan bahwa Flu Spanyol menginfeksi 13,3% dari 35 juta penduduk Hindia Belanda kala itu.
Kondisi ini makin parah dengan krisis pangan yang terjadi bertepatan dengan era great depression di 1930.
Baca Juga: Dampak Penjajahan di Bidang Kesehatan dan Higienitas, Sejarah XI SMA
Rakyat Hindia Belanda makin sengsara khususnya di Pulau Jawa.
Kegiatan pertanian dan perekonomian enggak berjalan lancar dan menyebabkan kelaparan dan jumlah kematian terus meningkat.
Pertanyaan: |
Apa naskah tertua yang menceritakan tentang wabah penyakit di Nusantara? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar