GridKids.id - Halo, Kids, kembali lagi di artikel Belajar dari Rumah (BDR) materi Sejarah Kelas XI SMA.
Kali ini kamu akan diajak melanjutkan materi sejarah kelas XI SMA tentang 'munculnya embrio kebangsaan dan nasionalisme Indonesia.
Fenomena pergerakan kebangsaan dan nasionalisme yang berkembang sejak awal abad ke-20 bukan sebuah fenomena yang muncul tiba-tiba.
Embrionya sudah ada dan terbentuk sejak dulu, yaitu sejak era kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Ada beberapa kerajaan-kerajaan di Nusantara yang mendorong persatuan Nusantara yaitu Sriwijaya dan Majapahit.
Dari dua kerajaan besar dan digdaya inilah mulai muncul semangat pergerakan nasional.
Tak hanya kejayaan masa lalu, faktor lain yang mendorong munculnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme, di antaranya:
- Adanya agama Islam sebagai agama mayoritas tak hanya jadi ikatan religi tapi jadi simbol perlawanan atas kekuatan atau kekuasaan asing seperti bangsa Barat.
- Penjajahan atau kolonialisme Belanda
- Pendidikan Barat melahirkan elit politik baru yang punya kesadaran atas kondisi bangsanya yang terjajah.
- Volkskraad, sebuah lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada 1918.
Baca Juga: Dampak Penjajahan Belanda dan Lahirnya Golongan Terpelajar, Sejarah XI SMA
Volkskraad jadi tempat elit bumiputera dari berbagai daerah dan suku bangsa untuk menumbuhkan perasaan senasib sepenanggungan di kalangan kaum bumiputera sendiri, dan adanya kesadaran akan kesetaraan.n
Selain beberapa faktor di atas, pembentukan organisasi pergerakan nasional juga mendorong munculnya kesadaran kebangsaan Indonesia.
Organisasi Pergerakan Nasional
Sejarah Indonesia berjalan begitu panjang sampai jadi bangsa yang besar seperti saat ini.
Bangsa ini dibangun oleh tokoh-tokoh hebat yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Awal abad ke-30 menjadi titik awal dari kemunculan organisasi politik di Indonesia.
Baik yang bersifat kepemudaan, organisasi keagamaan, organisasi kedaerahan, organisasi gerakan profesi, organisasi sosial, atau organisasi politik.
Posisi organisasi politik kebangsaan sebagai garda terdepan dari organisasi yang memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia untuk merdeka.
Banyak organisasi politik kebangsaan yang lahir dan terbentuk sejak era politik etis diberlakukan di Hindia Belanda, seperti misalnya:
Boedi Oetomo, Serikat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia, Taman Siswa, Partai Nasional Indonesia (PNI), Perhimpunan Indonesia, Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), hingga Gabungan Partai Indonesia (GAPI).
Kali ini kamu akan diajak membahas salah satu organisasi era pergerakan nasional Indonesia, yaitu Boedi Oetomo.
Baca Juga: Mengenal 6 Organisasi Pergerakan Nasional di Indonesia
Boedi Oetomo
Organisasi pergerakan nasional ini lahir di 20 Mei 1908 dibentuk oleh para pelajar STOVIA di bawah pimpinan R. Soetomo.
Organisasi ini merupakan gagasan dari dr. Wahidin Soedirohusodo dan menjadi tonggak awal kebangkitan Indonesia.
Dr. Wahidin mengunjungi sekolah lamanya di STOVIA di 1907, di depan para mahasiswa sekolah kedokteran ia menyerukan supaya dibentuk organisasi untuk mengangkat derajat bangsa mereka.
R. Soetomo tertarik dan ingin mewujudkan ide itu dengan beberapa pemuda lain dengan mendirikan Boedi Oetomo di Batavia pada 20 Mei 1908.
Boedi Oetomo jadi organisasi pemuda pribumi pertama yang berjalan baik di Indonesia.
Salah satu program utama organisasi ini adalah kemajuan yang harmonis untuk Nusantara.
Boedi Oetomo berakhir dan bubar pada 1935 ketika bergabung dengan Parindra.
Hari kelahiran Boedi Oetomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia yang diperingati setahun sekali.
Pertanyaan: |
Kapan Boedi Oetomo lahir sebagai tonggak awal kebangkitan nasional Indonesia? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar