Persaingan antar Bangsa Eropa di Maluku
Baik Portugis maupun Spanyol sama-sama memanfaatkan perselisihan yang terjadi antara kerajaan lokal di Maluku untuk memperebutkan hegemoni dan monopoli perdagangan di antara mereka sendiri.
Dengan ditandatanganinya perjanjian Saragosa, Spanyol harus pergi dari Maluku, menjadi Portugis jadi satu-satunya bangsa Eropa yang bisa memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Pasca seabad melakukan monopoli perdagangan di Maluku, ambisi Portugis berkembang menjadi kolonisasi dan mendapat perlawanan dari Sultan Baabullah.
Di bawah komando Sultan, rakyat Maluku bisa diajak bersama-sama mengusir Portugis dari tanah Maluku.
Ketidaksukaan Sultan Baabullah bukannya tanpa alasan, pasalnya Sultan Hairun, sang ayah telah dibunuh oleh Portugis, Kids.
Portugis resmi hengkang dari Ambon pada 25 Februari 1605 setelah bentengnya diserbu aliansi VOC dan penduduk lokal.
VOC sebagai kongsi dagang Belanda berhasil menikung Portugis dan melakukan persekutuan dengan penduduk lokal di Ambon, yaitu penduduk Hitu.
Setelah Portugis hengkang, Maluku kembali berganti dikuasai bangsa Eropa di bawah VOC.
Pada 1611, Gubernur Jenderal VOC, Pieter Both menetapkan Ambon sebagai pusat VOC di tanah koloni dan membangun kantor cabang di Batavia.
Di 1618, Pieter Both digantikan oleh Jan Pieterzoon Coen yang akhirnya memindahkan pusat pemerintahan VOC ke Batavia di Jawa.
Baca Juga: 3 Faktor Penyebab Runtuhnya Masa Pemerintahan Kerajaan Ternate dan Tidore
Pasca Spanyol-Portugis, di era selanjutnya hubungan antar negara Eropa yang juga memanas lainnya adalah antara Inggris-Belanda.
Pertanyaan: |
Siapa Gubernur Jenderal VOC yang memindahkan pusat pemerintahan VOC ke Batavia? |
Petunjuk, halaman 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar