GridKids.id - Kids, apakah kamu pernah mendengar istilah ekosistem terestrial?
Ekosistem merupakan tempat tinggal atau suatu sistem ekologi yang dibentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), terestrial adalah berkenaan dengan daratan.
Tahukah kamu? Ekosistem bisa diklasifikasikan berdasarkan wilayah geografis dan jenis tanaman yang dominan.
Para ilmuwan membagi ekosistem menjadi terestrial (ekosistem darat) dan non-terestrial (ekosistem non-darat).
Yuk, simak informasi di bawah ini untuk mengenal apa itu ekosistem terestrial dan jenis-jenisnya, ya!
Mengenal Apa Itu Ekosistem Terestrial
Melansir dari National Geographic dalam kompas.com, ekosistem terestrial adalah komunitas organisme darat dan interaksi komponen biotik dan abiotik di area tertentu yang umumnya ditemukan di benua dan pulau.
Ekosistem terestrial dipahami sebagai ekosistem darat yang populasi spesiesnya berdasarkan lahan dan mencakup interaksi antara biotik dan abiotik tertentu, ya.
Nah, jenis ekosistem ini berada di tempat tertentu bergantung pada jenis tanah, jumlah cahaya yang diterima, rata-rata curah hujan, dan kisaran suhu.
Di bawah ini merupakan jenis-jenis ekosistem terestrial, antara lain:
Baca Juga: 5 Peran Penting Bioma Tundra serta Wilayah Persebarannya, Apa Saja?
1. Ekosistem Padang Rumput
Padang rumput beriklim termasuk padang rumput dan stepa.
Mereka mengalami perubahan musim, tetapi enggak mendapatkan curah hujan yang cukup untuk mendukung hutan yang luas.
Sabana adalah padang rumput tropis. Sabana memiliki perbedaan curah hujan musiman, tetapi suhu tetap konstan.
Padang rumput di seluruh dunia telah dikonversi menjadi pertanian untuk mengurangi jumlah keanekaragaman hayati di wilayah ini.
Hewan yang banyak ditemukan di ekosistem padang rumput adalah pemakan rumput seperti kijang.
2. Tundra
Tahukah kamu? Ada dua jenis tundra yaitu Arktik dan Alpine. Tundra Arktik terletak di Lingkaran Arktik, di utara hutan boreal sedangkan tundra Alpine terjadi di puncak gunung.
Nah, kedua jenis tundra ini mengalami suhu dingin sepanjang tahun karena suhunya sangat dingin.
Selain itu juga hanya lapisan atas tanah di lingkungan terestrial ini yang mencair selama musim panas.
Baca Juga: 5 Hewan yang Berperan Penting bagi Ekosistem Laut serta Ciri-cirinya
Sementara sisanya tetap beku sepanjang tahun, suatu kondisi yang dikenal sebagai permafrost.
3. Ekosistem Taiga
Jenis ekosistem hutan lainnya adalah taiga, juga dikenal sebagai hutan jenis konifera utara atau hutan boreal.
Ini mencakup berbagai macam tanah yang membentang di sekitar belahan bumi utara. Itu kurang dalam keanekaragaman hayati hanya memiliki beberapa spesies.
Ekosistem Taiga dicirikan oleh musim tanam yang pendek, suhu dingin, dan tanah yang buruk.
Lingkungan terestrial ini memiliki musim panas yang panjang dan musim dingin yang sangat singkat.
Hewan yang ditemukan di taiga termasuk lynx, moose, serigala, beruang, dan hewan pengerat yang menggali.
4. Ekosistem Hutan
Sekitar sepertiga dari daratan bumi tertutup hutan. Tanaman utama dalam ekosistem ini adalah pohon.
Ekosistem hutan dibagi berdasarkan jenis pohon yang dikandungnya dan jumlah curah hujan yang diterimanya.
Beberapa contoh hutan adalah gugur sedang, hutan hujan sedang, hutan hujan tropis, hutan kering tropis, dan hutan jenis konifera utara.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Hutan Konifer dan Tumbuhan yang Hidup di Dalamnya
Hutan kering tropis mengalami musim basah dan kemarau, sedangkan hutan hujan tropis mengalami hujan sepanjang tahun, ya.
Kedua hutan ini mengalami tekanan manusia, seperti penebangan pohon untuk lahan pertanian.
Ini dikarenakan banyaknya curah hujan dan suhu yang mendukung sehingga hutan hujan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Demikianlah informasi tentang ekosistem terestrial serta jenis-jenis dan penjelasannya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Sciencing.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar