GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar tentang intoleransi laktosa?
Lalu, bagaimana alergi susu sapi?
Intoleransi laktosa dan alergi susu sapi memang terdengar sangat mirip namun sebenarnya adalah dua hal yang berbeda karena penyebab dan pengaruhnya pada tubuh seseorang.
Pemahaman soal alergi susu sapi maupun intoleransi laktosa memang belum cukup tinggi di Indonesia.
Banyak yang tak menyadari perbedaannya maupun dampak seriusnya bagi kesehatan.
Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa adalah gangguan yang melibatkan sistem pencernaan karena tubuh tak membuat laktase, enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa.
Alih-alih mencerna secara normal di perut dan usus kecil, laktosa yang tak tercerna bergerak ke usus besar, di mana ia dipecah oleh bakteri dan menyebabkan kembung dan gas.
Kondisi ini bisa membuat tak nyaman, tapi tak berbahaya untuk kesehatan.
Intoleransi laktosa umum terjadi pada orang dewasa, sekitar 30 juta orang AS mengalaminya di usia 20 tahun.
Namun masalah ini lebih sering terjadi pada orang dengan keturunan Asia, Afrika, atau Indian.
Baca Juga: 7 Negara Penghasil Keju Terbesar di Dunia, dari Amerika sampai Polandia
Alergi Susu Sapi
Alergi susu sapi adalah gangguan yang melibatkan sistem kekebalan yang membuat tubuh bereaksi terhadap protein dalam susu dan produk susu lainnya seolah-olah penyusup yang berbahaya.
Akibatnya, tubuh melepaskan zat yang menyebabkan gejala alergi yang ringan seperti ruam hingga parah seperti kesulitan bernapas dan hilang kesadaran.
Alergi susu adalah salah satu yang paling umum terjadi, terutama pada anak-anak.
Dikutip dari WebMD, paling enggak dua dari 100 anak di bawah usia empat tahun alergi susu, yang juga lebih sering dialami bayi.
Gejala
Gejala intoleransi laktosa dan alergi susu sapi memilki beberapa kesamaan, contohnya:
Namun alergi susu sapi juga bisa menyebabkan reaksi di bagian lain tubuh termasuk kulit dan paru-paru.
Keluhan yang mungkin terjadi misalnya:
Baca Juga: Kenapa Kopi dan Susu Tak Baik untuk Pengidap Maag? Ini Penjelasannya
Berbagai gejala alergi ini bisa muncul segera setelah kita makan sesuatu pemicunya maupun beberapa jam setelahnya.
Ada yang bisa memicu respon ringan namun juga mengancam jiwa, khususnya kalau lebih dari satu gejala di lebih dari satu bagian tubuh secara bersamaan.
(Penulis: Sekar Langit Nariswari)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar