Namun, ada juga orang yang mewarisi satu salinan AVI dan satu salinan PAV yang sangat sensitif.
Sehingga, tak jarang jika sebagian orang juga menganggap sayuran sangat pahit.
Peneliti pun menyelidiki kemungkinan bahwa hubungan ini ada pada orang dengan dua atau kebih faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Peneliti juga melakukan analisis data sekunder menggunakan sampel dari peneltian sebelumnya yang menyelidiki interaksi gen pada yang berisiko kardiovaskular.
Selain itu, mereka menganalisis kuesioner frekuensi dari 175 orang.
Usia rata-rata responden yaitu 52 tahun dan 70 persen di antaranya adalah perempuan.
Peneliti menemukan bahwa orang dengan bentuk gen PAV lebih dari 2 1/2 kali tak menyukai sayuran.
Penelitian tersebut dapat mengubah cara dokter memberi saran untuk mengubah pola makan pasien agar memiliki kardiovaskular lebih sehat.
Walau begitu, penelitian ini harus perlu dilakukan untuk mengetahui cara terbaik untuk mendorong orang suka makan sayur.
Jadi, di masa mendatang, peneliti berharap bisa menggunakan informasi genetik untuk mencari tahu sayur mana yang bisa diterima.
Penelitian juga terus dilakukan untuk menemukan rempah-rempah mana saja yang bisa menarik banyak orang yang tak suka makan sayuran.
Baca Juga: 5 Tips Tepat Mengolah Brokoli yang Sehat dan Lezat, Tak Hanya Direbus
Hal ini dilakukan untuk membuat orang yang memiliki kepekaan rasa tinggi sehingga bisa mempermudah mereka untuk memakannya.
Nah, itu dia alasan sebagian orang yang tak suka makan sayuran menurut para ahli.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar