Dia akan lebih lambat dibandingkan dengan anak yang mandiri makan sendiri.
Saat makan proses makan dapat melatih motorik anak dengan merasakan tekstur makanan, menggenggam sendok atau garpu, hingga mengangkat piring.
Sementara, anak yang dibiasakan disuapi cenderung hanya perlu membuka mulutnya saja, sehingga melewatkan proses motorik kasar dan halus yang penting bagi perkembangan fisik mereka.
3. Memicu gerakan tutup mulut (GTM)
Tujuan orangtua menyuapi anak mungkin agar anak bisa menghabiskan seporsi makanan yang telah disiapkan dan supaya memperoleh gizi optimal.
Tapi nyata manfaat itu justru enggak didapatkan dan membuat anak merasa tertekan.
Anak dapat menganggap makan sebagai momen yang traumatik dan penuh paksaan.
Jika terus-menerus disuapi, anak bisa saja menolak makanan dan ia akan melakukan gerakan tutup mulut (GTM).
Maka, biarkan anak menyantap sendiri makanannya sesuai porsi atau keinginan mereka.
4. Berisiko obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas adalah termasuk malnutrisi yang bisa terjadi pada anak ketika terbiasa disuapi.
Baca Juga: Rangkaian Acara Menyambut Hari Anak Nasional yang ke-39 di Semarang
Kebiasaan menyuapi anak berisiko anak makan berlebih karena ia makan bukan karena keinginan sendiri.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,alodokter |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar