4. Kata pembukanya misalnya, menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam Bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
5. Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif.
6. Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.
7. Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan.
8. Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.
9. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.
10. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. Menjadi milik bersama dari masyarakat tertentu.
Jenis-Jenis Folklor
Folklor lisan
Baca Juga: Tak Hanya Sun Wukong, Inilah 7 Sosok Terkenal dalam Mitologi Tiongkok
Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental, yaitu:
- Sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar